Channel9.id-Australia. Australia telah gagal mencapai targetnya untuk memvaksin empat juta warganya pada tanggal 31 Maret 2021. Australia hanya mampu memvaksin sekitar 600,000 warganya, atau hanya 15% dari target, yang menyebabkan pemerintah Australia panen kritik.
Minggu lalu, pemerintah Australia mengatakan proses vaksinasi ini tidak perlu dilakukan dengan buru-buru karena kasus virus corona di Australia itu sendiri termasuk sedikit.
Pada hari Selasa (30/03/2021) Kepala Kesehatan Australia melaporkan baru 597,000 vaksin yang sudah digunakan.
Pada bulan Januari, Perdana Menteri Scott Morrison menjanjikan empat juta warganya sudah selesai divaksinasi pada bulan akhir Maret.
Baca juga : India Akan Mempercepat Jangka Waktu Vaksinasi
Pada awal bulan Maret, pemerintah mengakui proses vaksinasinya tidak sesuai dengan rencana dan memundurkan tanggal targetnya ke bulan April. Pemerintah juga membatalkan janjinya untuk menyelesaikan proses vaksinasi seluruh warga Australia pada bulan Oktober nanti.
Kegagalan ini terjadi setelah dua hari sebelumnya Brisbane di lockdown karena ada dua kluster virus corona di kota tersebut. Dua kluster itu terhubung dengan seorang perawat dan dokter yang terjangkit virus corona dari bangsal Corona di rumah sakit yang sama. Masih belum jelas mengapa dua pekerja kesehatan itu belum divaksinasi.
Tercatat ada 29,300 kasus virus corona dan 909 diantaranya gugur di Australia sejak adanya pandemi – angka ini jauh lebih sedikit dari negara-negara lainnya.
Tapi wabah yang menyebar dengan lamban ini sudah membuat enam kota melakukan lockdown beberapa bulan belakangan ini. Para kritikus mengatakan situasi seperti wabah Brisbane menunjukkan kenapa program vaksinasi yang cepat masih dibutuhkan.
Pihak otoritas masih belum mengetahui alasan lambatnya proses vaksinasi, tapi masalah teknikal seperti registrasi vaksinasi dikabarkan merupakan penyebabnya. Dikabarkan orang-orang yang tidak mau divaksinasi juga merupakan salah satu penyebabnya.
Bencana alam – seperti banjir besar di timur Australia minggu lalu – juga mengganggu proses vaksinasi.
Natural disasters – such as the massive floods in eastern Australia last week – have also disrupted the rollout.
Kritikus menuduh pemerintah gagal dalam mengurus proses vaksinasi yang sudah dimulai dari tanggal 22 Februari – lebih telat dari negara-negara lain.
Australia menggunakan vaksin Pfizer dan AstraZeneca dan mempunyai rata-rata 2.3 vaksin per 100 orang.
Vaksin ini diproritaskan untuk warga diatas 70 tahun, mereka yang di panti jompo, pekerja kesehatan, pekerja layanan darurat, rakyat Aborigin dan penduduk Selat Torres yang berumur diatas 55 tahun, dan juga untuk para warga yang membutuhkan vaksin di rumah sakit.
(RAG)