Channel9.id-Jakarta. Insomnia yang meliputi kesulitan tertidur, kesulitan tidur sepanjang malam, tidur tidak nyenyak, dan bangun terlalu pagi atau kualitas tidur yang buruk, adalah masalah yang harus dihindari.
Tidak hanya membuat gelisah setiap kali akan beranjak tidur, dan berusaha keras agar kantuk segera datang, tapi insomnia juga berdampak buruk untuk kesehatan jantung Anda.
Menurut penelitian yang dirilis oleh American Heart Association journal Circulation, bagi sebagian orang yang memiliki faktor genetik mengidap insomnia, maka berada dalam risiko tinggi serangan jantung koroner, gagal jantung, dan stroke.
Penelitian yang dipimpin oleh Susanna Larsson, PhD, seorang professor epidemiologi kardiovascular dan nutrisi di Karolinska Institut di Swedia, yang mempelajari 1.3 juta orang dengan atau tanpa penyakit kardiovascular.
Para peneliti menggunakan teknik penelitian yang disebut Mendelian menentukan apakah seseorang pembawa faktor genetik yang diketahui terkait dengan insomnia lebih berisiko terhadap masalah jantung dan peredaran darah.
“Insomnia kemungkinan dapat meningkatkan berat badan, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2, dimana semua memiliki faktor risiko penyakit kardiovascular,” ujar Dr. Larsson sebagaimana dikutip Healthline (23/8).
Meski demikian, para peneliti menekankan bahwa penelitian hanya menunjukkan keterkaitan antara dua gangguan, bukan hubungan sebab akibat.
Spesialis obat paru dan obat tidur di Allina Health United Sleep and Lung Center di St Paul, Minnesota, Andres Stiehm, MD, mengatakan belum jelas benar bahwa insomnia menyebabkan masalah jantung atau sebaliknya.
“Mungkin saja keduanya. Insomnia dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Tapi penyakit jantung juga menyebabkan insomnia,” ujar Dr. Stiehm.
Demikian pula, tambahnya, insomnia diduga dapat meningkatkan risiko diabetes, neuropathy yang berkaitan dengan nyeri tungkai dapat mengganggu tidur.
American Academy of Sleep Medicine (AASM) menyebutkan, sekitar 30 persen dari populasi di Amerika Serikat memiliki gejala insomnia, dimana hasil penelitian mengungkapkan hubungan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan beberapa masalah kesehatan lainnya. Sementara itu, hanya 10 persen dari populasi memiliki insomnia kronis,