Channel9.id-India. Angin topan besar porak-porandakan pantai barat India dan juga menghantam daerah Gujarat. Pihak otoritas India berhasil mengevakuasi ratusan hingga ribuan warganya, Senin (17/5/2021).
Angin topan yang disebut sebagai “badai topan terekstrim” oleh Departemen Meteorologi India, dan juga mempunyai nama Tauktae, menghasilkan angin dengan kecepatan dari 160 sampai 170 kilometer per jam.
Badai topan itu menghancurkan bangunan-bangunan, merobohkan pohon-pohon besar juga tiang listrik, memutuskan kabel-kabel listrik dan juga menyebabkan banjir di Gujarat, Maharashtra, Daman dan Diu.
Baca juga : Dua Delegasi India Positif Covid-19 di KTT G7 London
Angkatan Darat dan Laut India sudah bersiap-siap untuk melakukan operasi penyelamatan bersama dengan Pasukan Cepat Tanggap Bencana Nasional, kata kepala menteri Gujarat, Vijay Rupani.
Rupani mengatakan dia sudah memantau situasinya dengan pejabat-pejabat tinggi lainnya.
Pelabuhan dan bandara-bandara di Gujarat sudah ditutup dan lebih dari 150,000 orang sudah dievakuasi dari daerah pantai Saurashtra dan Kutch.
Bandara internasional di Mumba ditutup sepanjang hari. Lebih dari 50 penerbangan diberhentikan.
Tim Pasukan Cepat Tanggap Bencana Nasional dan tim penyelamat daerah lainnya terus melakukan tugasnya tanpa henti untuk memulihkan kembali aliran listrik dan juga membersihkan jalan-jalan dari pohon yang roboh.
Bencana alam ini memakan 14 korban jiwa, ungkap otoritas daerah. Ada kemungkinan korban lainnya masih belum ditemukan.
Badai Tauktae itu awalnya terbentuk di Laut Arab tiga hari lalu dan saat ini sudah memporak-porandakan pantai barat India di daerah Kerala, Karnataka, Goa, Maharashtra dan yang terakhir yaitu Gujarat.
Puluhan hingga ribuan orang sudah dievakuasi dari daerah pantai barat India dan saat ini sedang berada di pos keamanan. Hal ini juga mengkhawatirkan mengingat India saat ini juga sedang dilanda pandemi Covid-19 yang mengerikan.
“Badai ini adalah pukulan yang sangat keras untuk jutaan orang India yang keluarganya juga sedang dilanda covid-19. Banyak keluarga yang kesulitan disini,” kata Udaya Regmi, Kepala delegasi Asia Selatan dari Federasi Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
(RAG)