Abdul M
Nasional

Bahasa Inggris Diajarkan Sejak Kelas 3 SD, Fokus pada Percakapan Bukan Tata Bahasa

Channel9.id, Jakarta. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan memberlakukan kewajiban mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Dasar (SD) mulai dari kelas 3, yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2027–2028.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menjelaskan, kebijakan ini bertujuan untuk mengenalkan kemampuan berbahasa Inggris sejak dini kepada peserta didik. “Tujuan dari penerapan Bahasa Inggris lebih awal ini adalah agar siswa dapat mengenal bahasa yang paling populer digunakan di seluruh dunia. Program ini akan mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2027–2028,” ujarnya dalam Taklimat Media di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Sebagai langkah persiapan, Kemendikdasmen akan melaksanakan program peningkatan kompetensi Bahasa Inggris bagi guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan bahasa tersebut, mulai tahun 2026.

Abdul Mu’ti menegaskan, sekolah yang belum memiliki guru Bahasa Inggris tidak perlu khawatir. Menurutnya, pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat SD tidak akan berfokus pada tata bahasa (grammar), melainkan pada kemampuan dasar berkomunikasi.

“Untuk siswa SD, penekanan utamanya adalah agar mereka dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dengan percaya diri. Tidak masalah jika tata bahasanya belum sempurna, yang penting anak bisa berbicara dan memahami percakapan dasar,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan pelatihan guru, Kemendikdasmen akan bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN/PTS) yang memiliki program studi pendidikan Bahasa Inggris, serta menggandeng mitra internasional dan swasta.

“Pelatihan untuk 50.000 guru akan dilakukan pada tahun 2026 bekerja sama dengan EF (Education First) Swedia, berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani pada 16 September lalu. Kami juga akan menjalin kerja sama dengan British Council,” tambahnya.

Kebijakan ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan literasi global generasi muda Indonesia sekaligus meningkatkan daya saing di era internasionalisasi pendidikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

68  +    =  77