Nasional

Bahaya Globalisasi Bagi Pelaku Ekonomi Domestik, Sistem Ekonomi Pancasila Jadi Rujukan

Channel9.id-Jakarta. Pandemi Covid-19 menjadi peluang bagi Indonesia untuk kembali ke sistem ekonomi Pancasila, menimbang situasi ekonomi global saat ini kian merosot karenanya.

Hal itu sebagaimana dituturkan oleh peneliti senior Indef Didin Damanhuri, di acara peluncuran bukunya yang bertajuk “Ekonomi Pancasila dalam Pusaran Globalisasi” secara daring, Sabtu (20/6).

“Ini kesempatan untuk mempancasilakan ekonomi dengan struktur berkeadilan, tidak merusak alam dan lebih memecahkan masalah ketimpangan,” ujarnya.

Sementara itu, Ahmad Erani Yustika—yang juga menulis buku tersebut, menambahkan bahwa selama ini pilar-pilar globalisasi kerap berseberangan dengan nilai-nilai Pancasila. Karenanya, ia menyarankan untuk membuka diskusi tentang bagaimana menghadapi dampak globalisasi, yang sudah berjalan hingga kini.

Adapun lima pilar globalisasi yang ia maksud di antaranya: efisiensi produksi dan distribusi, peningkatan perdagangan internasional, operasi perusahaan lintas negara, ketergantungan terhadap ekonomi global, dan kebebasan pergerakan modal, barang dan jasa.

Ia bahkan menilai, globalisasi justru menghambat peningkatan kemandirian ekonomi tiap negara.

“Dalam pandangan ekonomi Pancasila, efisiensi produksi dan distribusi harus ditekankan pada kesediaan berbagi sumber daya ekonomi dan teknologi. Negara berkembang juga bukanlah sekadar pasar bagi komoditas negara maju,” pungkas Ahmad, di ruang yang sama.

Lebih lanjut, ia mengingatkan, korporasi negara asing tidak boleh mengganggu kedaulatan dan ruang ekonomi pelaku ekonomi dalam negeri atau domestik. “Kebebasan pergerakan modal, barang dan jasa bisa dilakukan sepanjang menguntungkan seluruh pihak, utamanya untuk kepentingan domestik,” pungkas Ahmad.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

86  +    =  89