Channel9.id, Jakarta. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan bahwa ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia tetap berjalan normal. Kepastian itu ia sampaikan seusai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip Kamis (27/11/2025).
Pernyataan tersebut menanggapi isu mengenai relaksasi ekspor Freeport yang sebelumnya dikaitkan dengan kontraksi ekonomi di Provinsi Papua Tengah. Bahlil menegaskan tidak ada proses ekspor yang tertahan.
“Saya harus mengatakan bahwa untuk ekspor konsentrat Freeport, tidak ada yang tertahan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa seluruh prosedur telah diselesaikan sesuai mekanisme yang berlaku. “Semuanya sudah selesai, jadi tidak ada yang ditahan-tahan,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan bahwa ekonomi Papua Tengah mengalami kontraksi hingga 8%. Salah satu penyebabnya adalah turunnya produksi Freeport akibat insiden kebakaran smelter dan longsor yang terjadi di area Grasberg Block Cave (GBC). Gangguan tersebut menurunkan produksi perusahaan sekitar 70%, sehingga berpengaruh pada penjualan tembaga dan emas Freeport.
Tito mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi wilayah operasi Freeport mengalami penurunan 4,74% secara tahunan pada kuartal III/2025. Paparan itu ia sampaikan dalam rapat terbatas mengenai inflasi daerah, pertumbuhan ekonomi daerah, serta realisasi anggaran pemerintah daerah.
Dalam kesempatan yang sama, Tito melaporkan bahwa inflasi nasional masih berada dalam batas terkendali. Inflasi tahunan tercatat 2,86%, sementara inflasi tahun berjalan mencapai 2,1%. Sejumlah komoditas pangan bahkan memicu deflasi, termasuk beras yang mulai turun harga di berbagai wilayah.
Namun, kenaikan harga masih terjadi pada bawang merah, cabai, dan telur ayam ras. Tito juga menyoroti faktor eksternal seperti kenaikan harga emas, ketegangan geopolitik global, dan tren dedolarisasi yang turut memengaruhi tekanan inflasi.





