Channel9.id, Jakarta – Padamnya listrik di seluruh wilayah Bali atau blackout yang terjadi yang hampir 12 jam mendapat sorotan. Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UG) Fahmy Radhi menilai PLN seharusnya mempunyai monitoring digital agar bisa memantau secara real time jika terjadi gangguan.
“Saya kira pembangkitnya ada kerusakan yang cukup parah sehingga tidak bisa serta-merta diperbaiki secara cepat. Makanya, ada blackout di Bali ini,” ujar Fahmy saat dihubungi, Sabtu (3/5/2025).
Lebih lanjut, dia juga mennyebut PLN juga sudah menerapkan automatic protection system yang berlapis-lapis agar tidak terulang kembali blackout. Sehingga bisa langsung menyesuaikan apabila terjadi kejadian seperti kemarin meskipun nantinya diperlukan biaya yang lebih mahal.
“Namun kalau dihitung dengan kerugian yang dialami masyarakat barangkali tak masalah,” tuturnya.
Fahmy juga menyoroti kejadian blackout pada 2019 silam yang terjadi di Jawa-Bali, bahkan di Ibu Kota Negara Jakarta. Menurut dia beban PLN terlalu berat sehingga memicu adanya kerusakan teknis. Makanya, kata Fahmy, ke depan harus ada pemisahan beban energi.
“Ini memang sulit bagi PLN, misalnya pake genset tidak mungkin. Makanya harus ada perbaikan infrastruktur,” ucapnya,
Ia juga menyarankan mengenai adanya perubahan pada PLN yang ia sebut BUMN-nisasi.
“Ke depan jangan monopoli namun juga jangan diserahkan ke swasta. Saya menyebutnya BUMN-nisasi. Sehingga tak hanya PLN namun juga BUMN-BUMN lain yang bersaing secara sehat. Sehingga akan memperbaiki tata kelola, pembangkit, efisiensi dan keamanan yang terjamin,” tuturnya.
Sebelumnya, PLN mengungkap pemadaman listrik massal atau blackout ini terjadi akibat gangguan di PLTU Celukan Bawang Unit #2.
Manajer Komunikasi TJSL PLN UID Bali, I Wayan Eka Susana tidak menjelaskan lebih detail mengapa gangguan itu bisa menyebabkan sebagian wilayah di Pulau Dewata tidak mendapat pasokan listrik.
“Indikasi awal gangguan terjadi di PLTU Celukan Bawang Unit #2 yang menyebabkan terhentinya pasokan listrik sebagian wilayah Bali,” ujarEka dalam keterangan tertulis pada Jumat (2/5/2025).
Keterangan Eka ini berbeda dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, Ida Bagus Surya Suamba pada hari yang sama. Ia menyatakan bahwa mati listrik disebabkan karena ada gangguan kabel laut Jawa-Bali.
“Ini kabel laut lepas. Sekarang PLN lagi bertahap mau menghidupkan sistem di pasok dari Pesanggaran dan beberapa pembangkit listrik yang ada di Bali. Kemungkinan paling lama sampai ada 5 jam matinya,” kata Ida Bagus Surya.