Techno

Belajar dari Kasus Mutilasi Kalibata, Perhatikan Hal Ini Saat di Dunia Maya

Channel9.id-Jakarta. Kasus mutilasi di Apartemen Kalibata City, Jakarta pada Rabu (16/09) lalu, masih membekas di benak banyak orang hingga kini. Berdasarkan berita yang telah beredar, korban merupakan laki-laki berinisial RHW, yang tewas dimutilasi oleh perempuan berinisial LAS. Keduanya disebut berkenalan melalui aplikasi Tinder.

Karena kasus tersebut, Tinder menjadi trending topic di Twitter pada Jumat pagi, 18 September 2020.

Sebagai informasi, Tinder merupakan aplikasi kencan online yang dirilis oleh startup Hatch Labs sejak 2012. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya memilih lawan bicaranya berdasarkan foto, biografi singkat dan minat. Pengguna cukup menggeser ke kanan, artinya cocok atau suka dan menggeser ke kiri, artinya tidak cocok atau tidak suka.

Baca juga: Kasus Mutilasi Kalibata City, Tersangka Pernah Ikut Olimpiade Kimia

Jika merasa cocok, pengguna kemudian bisa bercengkrama dengan lawan bicaranya melalui fitur pesan.

Selain itu, dengan fitur Common Connections memungkinkan pengguna melihat apakah mereka memiliki teman yang sama di Facebook. Tak hanya itu, Tinder pun bisa terintegrasi dengan Instragram melalui persetujuan pemilik akun. Dengan fitur ini, pengguna bisa mengakses profil Instagram pengguna lain.

Kiat-kiat Menghindari Tindakan Kriminal

Apa yang terjadi pada RHW mestinya menjadi pelajaran bagi pengguna Tinder, atau sejenisnya.

Ada sejumlah kiat yang harus dilakukan agar tidak menjadi incaran tindakan kriminal di dunia maya. Perlu diingat, apa pun yang dipublikasikan secara online bisa menjadi bumerang yang merugikan bagi pengguna, baik dari posting tentang topik acak, foto pribadi, hingga detail kehidupan.

Maka dari itu, pengguna harus memikirkan risiko yang mungkin bisa muncul dari publikasi yang dibagikan.

Perusahaan keamanan siber Kaspersky menjelaskan apa yang mesti diwaspadai dan risikonya bila berbagi informasi di dunia maya, di antaranya berikut ini.

1. Alamat rumah atau sekolah. Dengan informasi ini, penjahat bisa mudah menemukan Anda
2. Nomor telepon. Informasi ini termasuk salah satu data paling berharga bagi penjahat siber
3. Geolokasi saat ini. Informasi ini memudahkan untuk penjahat siber melacak Anda
4. Menyebut “tempat favorit” dan mengunggah geotag bisa membahayakan. Pasalnya, pelaku kejahatan menjadi tahu di mana bisa menemukan Anda
5. Foto dan video pribadi. Data ini bisa disalahgunakan oleh penjahat siber. Misalnya mencatut wajah di foto untuk gambar panas
6. Mempublikasi foto orang lain. Hal ini memiliki risiko yang serupa dengan mempublikasi foto sendiri
7. Foto-foto barang mewah. Hal ini menunjukkan tingkat kekayaan atau kemewahan seseorang. Ini bisa menjadi indikator incaran penjahat siber
8. Informasi tentang kehidupan pribadi
9. Mempublikasikan keluhan atau informasi pribadi tentang orang yang dicintai
10. Pernyataan kritis tentang topik sensitif. Adalah suatu kebebasan bisa mengutarakan pendapat. Namun, bila menyangkut agama, politik, orientasi seksual, dan sebagainya, lebih baik untuk tidak membagikannya di internet.

Sejumlah hal di atas bisa memicu konflik di dunia nyata. Jadi, tetaplah waspada dan berhati-hati saat di dunia maya.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  63  =  66