Channel9.id-Jakarta. Di empat tahun ke depan, Indonesia diproyeksikan akan memimpin pasar IT di Asia Pasifik. Ini sebagaimana laporan terbaru Boston Consulting Group (BCG) dan Cisco, dikutip Senin (30/8).
Laporan ini menunjukkan bahwa belanja IT di Indonesia akan tumbuh 13% dari compound annual growth rate (CAGR) pada 2024. Belanja IT ini diproyeksikan bisa mencapai USD 6 miliar (Rp 86,1 triliun), melampaui India (12% CAGR) dan Malaysia (10% CAGR).
“Indonesia adalah pasar IT dengan pertumbuhan tercepat di Asia Pasifik, Jepang dan Cina,” ujar Naveen Menon, Presiden CISCO Asean.
Lebih lanjut, pertumbuhan itu dipicu oleh adanya pandemi COVID-19, yang membikin banyak perusahaan di Indonesia menggunakan layanan cloud. Pun karena adanya gaya hidup yang berbasis teknologi digital, seperti belanja, belajar, dan bekerja secara online.
Perusahaan riset teknologi juga memproyeksikan bahwa di 2024 mendatang, 52% belanja IT Indonesia akan dipakai untuk layanan cloud dan 48% untuk infrastruktur IT on-site.
Survei lainnya dari Baker McKenzie menyebutkan 84% bisnis di Indonesia terdisrupsi pada tahun lalu. Sehingga ada kebutuhan mendigitalisasi bisnis mereka.
Kendati pertumbuhannya akan jadi yang tertinggi, jumlah belanja IT di Indonesia pada 2024 akan jadi yang ke-11 tertinggi di Asia Pasifik. Sementara, negara dengan jumlah belanja IT tertinggi di Asia Pasifik ialah Jepang, dengan jumlah USD 155 miliar (Rp 2.225 triliun).
Adapun secara umum, belanja IT di kawasan Asia Pasifik akan tumbuh 8% CAGR menjadi USD 475 miliar (Rp 6.820 triliun) pada 2024 didorong belanja layanan cloud.
Ekonom dari Economist Intelligence Unit, Simon Baptist mengatakan ukuran pasar yang besar di Indonesia cukup empuk untuk investasi teknologi digital. “Tantangan untuk Indonesia adalah nasionalisme data, pemerintahnya melarang perusahaan untuk menampung semua data dan ada larangan memindahkan data ke luar negeri. Ini akan membatasi proses adopsi teknologi,” tutur dia.
(LH)