Ditemui Brilio di workshop-nya, Rudi mengungkapkan kalau ide ini berawal dari masalah dilarangnya bentor beroperasi di Jogja.
Sebab menurut data yang ia peroleh, di Jogja ada setidaknya 2700 becak motor yang bernaung di Paguyuban Becak Motor Yogyakarta.
“Mereka merasa resah karena hampir tiap minggu ada razia dari kepolisian. Itu kan harus ada solusi, makanya kita menciptakan becak dengan tenaga bantu tenaga dinamo listrik,” tuturnya.
Konsep dari becak listrik ini sebenarnya hanya modifikasi dari becak kayuh tradisional.
Becak tradisional itu kemudian dipasangi sistem kelistrikan berupa tenaga dari aki dan dinamo listrik jenis Brushless Direct Current (BLDC), sebagai mesin penggerak kapasitas 350 watt.
Rudi juga mengatakan kalau becak buatannya ini sesuai dengan Perda DIY Nomor 5 Tahun 2016 tentang Moda Transportasi Becak dan Andong. Belia juga tidak melanggar UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Untuk masalah keamanan penumpang maupun pebecak nantinya tak perlu khawatir, karena becak digerakkan tenaga aki dan dinamo,
Belia juga dilengkapi dengan keamanan gas, rem dan lampu sesuai standar. Untuk gas becak ini punya kontroler yang akan mengatur kecepatan. Kecepatan yang diatur maksimal hanya 25 kilometer per jam.
“Kalau pihak kepolisian mengizinkan sampai 25 kilometer per jam. 20 kilometer per jam itu sangat bagus karena di zona wisata pasti macet. Untuk prototype ini kita batasi 25 kilometer per jam. Ada stopper di gasnya,” jelas Rudi.
Untuk urusan rem, becak modifikasi ini punya dua sistem pengereman. Satu memakai rem kampas tradisional, satu lagi pakai kampas sepeda motor cakram di roda belakang. Becak buatan Rudi dan tim ini juga punya kelengkapan keamanan lain seperti lampu utama dan lampu sein.
Selain menerapkan inovasi pada tenaga penggerak, Rudi Winarso juga membuat teknologi informasi pada becak ini.
Belia akan dilengkapi dengan OS Android. Nantinya, becak ini bisa dimanfaatkan penumpang untuk mengakses informasi wisata Jogja lewat aplikasi ‘Jogja Istimewa’.