Belum Semua Stasiun TV Ikut ASO, Menkominfo: Harus Kerja Sama!
Techno

Belum Semua Stasiun TV Ikut ASO, Menkominfo: Harus Kerja Sama!

Channel9.id-Jakarta. Masih ada stasiun TV analog yang belum dimatikan. Padahal batas akhir migrasi siaran TV analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) sudah terlewat, yakni 2 November 2022. Melihat hal ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengimbau agar stasiun TV tersebut kooperatif. Bahkan, ia menambahkan akan melibatkan Bareskrim Polri untuk mengatasi hal tersebut.

“Saya perhatikan secara teknis, tidak semua di kanan saya mati, tetapi semua di kiri saya hidup. Sebelah kanan itu TV analog, kiri TV digital. Untuk sebelah kanan yang belum mati, saya harap ada kerja samanya,” tutur Johnny, Kamis (3/11).

Untuk diketahui, saat hitung mundur penghentian siaran TV analog, Kominfo menampilkan sejumlah pesawat televisi yang masih bersiaran analog di samping kanan, dan yang sudah siaran digital di samping kirinya

“Kami minta pejabat terkait yang berwenang, termasuk tim di lapangan, untuk melakukan diskusi pendekatan dan menyelesaikan dengan baik,” tandasnya.

Ia berharap stasiun TV yang belum melakukan ASO untuk segera melakukannya dan menggantikannya dengan siaran TV digital. Menurut Johnny, hal itu demi kepentingan industri televisi dan layanan kepada masyarakat.

“Sekali lagi seluruh pejabat ya, baik baik dari Bareskrim Polri maupun Kominfo untuk melakukan pendekatan lapangan yang perlu keakraban dan persaudaraan agar secara teknis bisa dilaksanakan dengan baik,” pungkasnya.

“Perjalanan (ASO) ini sangat panjang dan sangat berliku melalui silang pendapat, dukungan pro kontra yang terjadi. Namun, tujuan kita sama untuk menjaga dan mengawal industri kita lebih baik, agar pertelevisian nasional kita bisa memberikan layanan terbaik bagi pemirsa,” tutur Johnny di Jakarta, Kamis.

Johnny menjelaskan bahwa dengan melakukan ASO, TV digital akan memberiank sejumlah manfaat, baik bagi masyarakat dan industri. Termasuk kualitas siaran lebih bersih, suara jernih, ada info kebencanaan, hingga efisiensi penggunaan frekuensi 700 MHz yang nantinya bisa jadi pendapatan negara.

“Kita berharap dengan masuk ke digitalisasi (penyiaran-red) akan muncul variasi konten yang lebih meningkatkan kualitas, lebih mempererat silaturahmi dan persatuan bangsa, mengangkat kultur budaya kita dikenal luas di seluruh kawasan nusantara,” ujar dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  5  =