Channel9.id-Amerika. Pelonjakan kasus Covid-19 di seluruh dunia karena Omicron telah menyebabkan beberapa negara melarang perayaaan Malam Tahun Baru, namun beberapa diantaranya ragu untuk menetapkan kembali prokes Covid-19, Jumat (31/12/2021).
Di New York Times Square, acara-acara resmi akan diperkecil skalanya, namun orang-orang dikabarkan masih akan tetap berkumpul.
Baca juga: Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS Revisi Data Omicron
Pihak kota mengatakan kalau mereka akan membatasi orang yang ingin hadir ke New York Times Square hanya sampai sekitar 15,000, jauh lebih sedikit dari tahun-tahun sebelum pandemi yang mencapai puluhan ribu orang.
Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang dihantam oleh varian Omicron.
Di ibu kota Korea Selatan, Seoul, pihak otoritas juga menetapkan kebijakan yang persis. Pemerintah akan melarang untuk melihat pembunyian lonceng secara langsung, sebagai gantinya, tradisi tahun ke tahun itu akan ditayangkan secara live dan juga melalui metaverse untuk melihat pembunyian lonceng itu dengan virtual-reality.
Namun, di kota terbesar Australia, Sydney, mereka memutuskan untuk tetap merayakan Malam Tahun Baru dengan pesta kembang api.
Tak seperti tahun sebelumnya, puluhan ribu orang diperkirakan akan datang menghadiri acara tersebut walaupun varian yang mudah menular itu sedang menyebar dimana-mana.
Pemerintah konservatif Australia telah meninggalkan rencana “nol-Covid” dan beralih ke “hidup bersama Covid” atas dasar tingginya tingkat vaksinasi dan bukti bahwa varian Omicron tak seganas Delta.
Di kota pinggir pantai Brazil, Rio, perayaan Malam Tahun Baru biasanya menarik perhatian sekitar tiga juta orang untuk pergi ke pantai Copacabana, dan tahun ini perayaan tersebut tetap akan dilaksanakan.
Di Afrika Selatan, negara pertama yang melaporkan adanya varian Omicron, mencabut jam malam untuk membiarkan warganya merayakan Malam Tahun Baru.
Tahun 2021 dimulai dengan penuh harapan, dimulainya program vaksinasi yang terbukti sudah berhasil meredakan gelombang Covid-19. Kini sudah sekitar 60% populasi dunia sudah menerima vaksin dosis kedua.
Munculnya varian Omicron ini telah mendorong jumlah kasus harian Covid-19 tembus satu juta untuk pertama kalinya sejak pandemi ini dimulai pada bulan Maret 2020.
Prokes Covid-19 yang tak kunjung usai ini memicu unjuk rasa, yang terkadang berujung ricuh, dari warga anti-lockdown, anti-vaksin, dan anti-pemerintah.
Beberapa pemimpin negara bahkan sampai ragu untuk menetapkan kebijakan ketat seperti tahun 2020 karena takut anjloknya sektor ekonomi.
(RAG)