Channel9.id, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa harga beras mengalami penurunan signifikan pada September 2025, berkontribusi pada deflasi sebesar -0,13% secara bulanan (month-to-month/mtm). Menurut Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, penurunan harga beras ini menjadi salah satu faktor utama yang berhasil meredam laju inflasi pada periode tersebut.
“Penurunan harga beras pada September 2025 adalah kabar baik, mengingat pada bulan-bulan sebelumnya beras selalu menyumbang inflasi,” ungkap Amalia dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah di Kantor Kemendagri, Jakarta, pada Senin (6/10/2025).
Secara historis, harga beras cenderung mengalami inflasi pada setiap bulan September dari tahun 2021 hingga 2024. Namun, pada September 2025, komoditas ini justru mencatatkan deflasi, menjadikannya penyumbang deflasi terbesar kedua pada periode tersebut. “Deflasi beras pada September ini adalah yang kedua kalinya di tahun 2025, setelah sebelumnya terjadi pada April 2025,” tambah Amalia.
Penurunan harga beras ini tidak merata di seluruh wilayah. BPS mencatat deflasi beras terdalam terjadi di Aceh dengan angka mencapai 5,06% mtm. Sebaliknya, beberapa wilayah seperti Papua Selatan masih mengalami inflasi beras sebesar 0,94% mtm.
Lebih lanjut, Amalia menjelaskan bahwa penurunan harga beras ini didorong oleh dua faktor utama: musim panen gadu yang meningkatkan pasokan beras di pasar serta program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang digulirkan oleh Perum Bulog.
“Penyaluran beras SPHP telah membantu menekan harga di semua tingkat distribusi,” ujarnya.
Meski harga beras mengalami deflasi, Amalia mengingatkan bahwa harga komoditas ini masih berada pada level yang tinggi. “Walaupun indeks perkembangan harga (IPH) beras menunjukkan kenaikan yang rendah, konsumen tetap membayar harga yang relatif mahal,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa fokus pengendalian harga pangan tidak hanya pada inflasi, tetapi juga pada level harga yang dirasakan langsung oleh konsumen.
“Beras dan minyak goreng masih berada di kisaran harga tinggi, dan ini perlu menjadi perhatian bersama,” tambahnya.
Penurunan harga beras pada September 2025 memberikan sedikit kelegaan bagi konsumen, terutama di tengah tekanan harga pangan lainnya seperti beras premium, medium, dan ikan yang masih cenderung naik. Namun, BPS menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat.