Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berencana menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada November 2018.
Lantaran, langkah itu diambil guna menyesuaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang tercatat naik sebesar 150 bps menjadi 5,75 persen.
“Belum naik sama sekali kita (suku bunga), makannya net interest margin atau NIM-nya anjlok. Jadi November ini mau enggak mau harus, paling 50 bps,” tutur Direktur Utama BRI Suprajarto di Bontang,Kalimantan Timur, seperti ditulis Senin 29 Oktober 2018.
Meski belum tercatat sama sekali menaikkan suku bunga perseroan, bank dengan penyaluran kredit terbesar ke sektor UMKM itu pun mengaku banyak menerima keluhan soal rencana kenaikan suku bunga.
“Mau enggak mau ya naikkin 50 bps, tapi itu juga UKM sudah pada teriak,” ujar dia.
Suprajarto menyebutkan, posisi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI untuk saat ini sebesar 7 persen. KUR sendiri berkontribusi sebanyak 76,9 persen dari keseluruhan penyaluran kredit BRI.
Akibat menahan kenaikkan suku bunga itu, lanjut dia, pertumbuhan margin bunga bersih (NIM) BRI pun anjlok 40 bps menjadi 7,61 persen di kuartal III 2018 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Karena (penyaluran kredit) kita kecil-kecil, jadi enggak mungkin kita naikin. NIM-nya otomatis langsung kegeret ke bawah, tapi masih normal menurut saya turunya NIM ini” kata dia.
“Jadi memang kondisi ekonominya itu sangat tidak kondusif. Kita yang penting bagaimana mereka tetap sustain, tidak berimbas,” tambah dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jika Anda risau dengan harga tiketnya, tak perlu khawatir karena bisa disiasati dengan cara tertentu agar dapat memperoleh diskon besar.