Bukan Cuma Diderita Lansia, Stroke Juga Bisa Terjadi di Usia Muda Karena Hal Ini
Lifestyle & Sport

Bukan Cuma Diderita Lansia, Stroke Juga Bisa Terjadi di Usia Muda Karena Hal Ini

Channel9.id-Jakarta. Siapa bilang stroke hanya dialami oleh lansia? Anggapan ini salah. Pasalnya, stroke tak lekang oleh usia dan bisa di alami oleh siapa saja. Jadi, anak muda juga bisa mengalaminya. Bahkan gejala yang dialami oleh pasien stroke lansia dan pasien pada usia muda juga sama.

Perlu dicatat, stroke pada usia muda lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada perempuan. Ini karena perempuan masih memproduksi hormon estrogen yang membuat dinding pembuluh darah menjadi lebih baik. Namun, di usia lanjut ketika kadar estrogen kian berkurang, potensi perempuan mengalami stroke juga sama besarnya dengan pria.

Baca juga: Awas, Insomnia Bisa Tingkatkan Risiko Stroke hingga Penyakit Jantung

Umumnya, stroke yang sering terjadi ialah jenis stroke iskemik atau akibat penyumbatan pembuluh darah. Sementara itu, ada pula jenis stroke lainnya yaitu stroke hemoragik, yang terjadi karena perdarahan akibat kelainan-kelainan tertentu.

Adapun bagi lansia, faktor penyebab stroke antara lain hipertensi, kolesterol, diabetes, dan kondisi kesehatan lainnya. Namun, stroke di usia muda, tak disebabkan oleh hal-hal itu. Ada faktor-faktor penyebab stroke di usia muda—baik berdasarkan jenis iskemik maupun hemoragik, antara lain:

Stroke iskemik
1. Penyumbatan pembuluh darah
Penyumbatan pada pembuluh darah juga meningkatkan risiko terjadinya stroke. Kondisi ini bisa menyempitkan atau membuat buntu aliran darah pada otak. Bisa juga penyempitan terjadi pada area leher menuju otak. Jika salah satunya terjadi, risiko stroke di usia muda baka meningkat.

2. Darah mengental
Stroke di usia muda juga bisa terjadi pada orang yang punya gangguan pembekuan darah, seperti antiphospholipid syndrome dan talasemia.

Bagi penderita antiphospholipid syndrome, pembuluh darah menuju otak cenderung lebih kecil dibanding pembuluh darah di area tubuh lainnya. Sementara, bagi penderita talasemia, seseorang kekurangan hemoglobin, sehingga oksigen dan darah sulit dibawa ke otak. Padahal otak membutuhkannya. Dua kondisi ini bisa meningkatkan risiko stroke.

3. Kelainan jantung
Kelainan pada jantung—seperti katup atau sekat jantung bocor—bisa menjadi penyebab stroke pada usia muda. Adapun kelainan ini bisa mengganggu kerja pompa jantung. Ada kemungkinan darah akan tersisa di dalam jantung ketika dipompa keluar jantung. Nah, sisa darah ini bisa menggumpal dan berpotensi terlepas atau keluar dengan sendirinya menuju otak dan menyumbat aliran pembuluh darah di otak yang bisa menyebabkan stroke—atau biasa disebut dengan kardioemboli.

Stroke hemoragik
1. Arteriovenous Malformation (AVM) dan aneurisma
Orang dengan kondisi ini punya kelainan arteri dan vena. Kedua pembuluh ini tipis dan mudah sekali pecah sehingga menyebabkan perdarahan di otak dan sumsum tulang belakang, yang bisa berujung pada stroke hemoragik.

Sementara itu, orang dengan aneurisma punya pembuluh darah yang bisa membesar seperti balon, namun bisa juga menipis sehingga mudah pecah. Nah, ketika pecah, ini bisa menyebabkan pendarahan yang berujung pada stroke hemoragik.

2. Kelainan pembekuan darah
Hemofili merupakan salah satu kelainan pembekuan darah. Kelainan bawaan yang langka ini bisa menyebabkan darah sulit beku, sehingga seseorang jadi rentan mengalami perdarahan. Jika terjadi pada otak, maka bisa stroke hemoragik.

3. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
Orang dengan kondisi ini punya jumlah trombosit atau keping darah yang rendah. Saat mengalami benturan di kepala, rentan sekali terjadi kebocoran darah. Namun, keping darah yang seharusnya bisa menutup kebocoran itu tak bisa mencukupi.

Itu dia sejumlah faktor yang bisa menyebabkan stroke di usia muda. Namun demikian, masih ada kesempatan sembuh bagi penderita stroke di usia muda. Adapun yang menentukan seseorang bisa sembuh atau tidak ialah penanganannya.

Untuk, proses penyembuhan stroke di usia muda bisa dibantu dengan perawatan rumah. Misalnya dengan banyak bergerak. Namun, hal ini tergantung pada penyebab strokenya. Jika stroke terjadi karena aneurisma, maka sebaiknya tak melakukan olahraga berat seperti angkat beban karena meningkatkan risiko pendarahan. Sebaiknya konsultasikan hal ini ke dokter.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  14  =  21