Channel9.id-Jakarta. Imbauan social distancing kerap digaungkan demi menekan penyebaran virus Corona. Sayangnya, istilah itu riskan disalahartikan.
Hal itu sebagaiamana disebutkan oleh Daniel Adrich, ahli politik dan kebijakan publik dari Northeastern University. Ia menyebut ‘social distancing’ agak menyesatkan dan bisa disalahartikan.
“Upaya yang dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus corona harus mendorong penguatan ikatan sosial dengan tetap menjaga jarak fisik,” tambahnya, mengutip The Washington Post, Rabu (25/3).
Aldrich menuturkan ada kemungkinan social distancing membuat setiap orang menarik diri pergaulan, sehingga silaturahmi putus. “Padahal pandemi Covid-19 kemungkinan akan berlangsung beberapa waktu ke depan dan kita perlu merasa terhubung satu sama lain,” tandasnya.
Sementara itu, Pemimpin Unit Penyakit di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Van Kerkhove menyarankan agar masyarakat tetap berhubungan satu sama lain melalui internet atau media sosial. Ia melanjutkan, merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan merawat kesehatan fisik.
WHO bahkan telah mengganti istilah tersebut. “Istilah berganti jadi physical distance. Tujuannya karena kami ingin orang tetap terhubung [secara sosial],” ucap Van Kerkhove, Jumat (20/3), dikutip dari situs resmi WHO.
WHO mengimbau masyarakat tidak berdekatan secara fisik dengan orang lain, namun tetap menjaga ikatan sosial.
Seperti yang diketahui, WHO menyarankan untuk menjaga jarak fisik yakni minimal 1 meter dengan orang lain. Hal itu dilakukan dengan harapan tubuh tidak terkena percikan droplet–dari batuk atau bersin yang mungkin terkontaminasi.
(LH)