Channel9.id – Jakarta. Buku “Pancasilanomics Jalan Keadilan dan Kemakmuran” karya Dr Arif Budimanta diluncurkan di Bursa Efek Indonesia, Senin (7/10/2019) yang menjadi simbol kapitalisme di pusat kota Jakarta.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Prof. Dr. Sri Adiningsih, Ketua Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Moenaf, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, dan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta, Fithri Hadi.
Arif Budimanta yang juga Direktur Eksekutif Megawati Institute, menyebutkan butuh waktu delapan tahun untuk untuk menyusun buku ini, hingga bisa disajikan dan dibahas pada hari ini, katanya dalam taklimat pembuka.
Menurut Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) ini, pelaksanaan ekonomi Pancasila dapat diterapkan dengan penciptaan kehidupan perekonomian yang berasaskan gotong royong, penguatan posisi usaha rakyat, menciptakan ekosistem ekonomi yang adil, pemanfaatan sumber daya alam sebagai pokok-pokok kemakmuran oleh negara yang tidak boleh dipindahalihkan, dan terpenuhinya hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Dalam sambutannya Prof. Sri Adiningsih menyebut, selama puluhan tahun bergelut dalam bidang ekonomi, termasuk bergaul dengan guru-guru yang menggeluti ekonomi Pancasila, Arif Budimanta termasuk yang paling muda. “Nama-nama sebelumnya, Prof Mubyarto di kampus UGM, ada Prof Sri Edi Swasono, Prof Emil Salim, Adi Sasono. Arif paling muda dan paling berapi-api bicara ekonomi Pancasila,” katanya.
“Walaupun lebih muda, Arif Budimanta ini Bos saya di Megawati Institute. Yang banyak orang belum tahu, Arif ini menggagas dan mengembangkan sekolah pemikiran ekonomi Pancasila,” katanya.
Sri Adiningsih, lebih jauh menceritakan dalam meeting-meeting di kantor Dewan Pertimbangan senior Sidarto Danoesoebroto, selalu mengingatkan bahwa perkembangan perekonomian yang semakin maju, jangan sampai membuat kita kehilangan jati diri sebagai bangsa.
“Kehadiran buku ini timing-nya tepat, karena ini menjadi rujukan generasi milineal, membuka kembali paradigma ekonomi yang ada di dalam konstitusi negara,” katanya.
Arif sendiri menyebut, pilihannya meluncurkan buku di BEI, sebagai simbol bahwa ekonomi Pancasila tidak bertentangan atau menolak ekonomi pasar. Atau dalam bahasa Dr. Yudi Latief, sebagai salah satu pembahas buku ini, Ekonomi Pancasila, adalah jalan keseimbangan, antara kekuatan pasar dan kekuatan negara.