Channel9.id-Jakarta. Hingga Februari 2021, tercatat lebih dari 65 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tersebar di seluruh Indonesia. Namun, sekitar 63 juta di antaranya masih unbankable. Hal ini disampaikan oleh Ika Paramita Prasetyo, salah satu Founder BukuWarung.
Padahal, lanjut Ika, UMKM merupakan entitas yang diharapkan mampu bertahan di segala kondisi, seperti di masa pandemi COVID-19 ini. Sebab jumlah mereka yang melimpah bisa berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Bahkan, di krisis ekonomi pada 1997 dan 2008, hanya UMKM yang bertahan,” imbuhnya, saat di acara diskusi daring yang digelar FEMSTATION pada Selasa, 27 Juli 2021.
Berangkat dari hal itu, BukuWarung hadir sebagai solusi bagi para pelaku UMKM agar bisa bankable. Aplikasi fintech ini berfungsi untuk pembukuan atau pencatatan keuangan.
Aplikasi ini berupaya menuntaskan tiga persoalan yang kerap dialami UMKM. Pertama, pemilik usaha biasanya membutuhkan waktu enam jam perminggu untuk melakukan pencatatan, namun masih sering salah. “BukuWarung menawarkan pencatatan yang mudah. Kalau mereka pakai aplikasi ini, pengusaha hanya butuh 10-30 menit sehari untuk mencatat,” jelas Ika.
Kedua, isu momok UMKM adalah pembayaran utang. Dengan BukuWarung, pengusaha bisa mengautomasi penagihan utang dari pelanggan maupun piutang pengusaha yang harus dibayar ke supplier.
Selanjutnya, pengusaha seringkali kehilangan sale, terutama UMKM, karena salah hitung dan sebagainya. Aplikasi tersebut menawarkan inventory stock. “Ini akan memberi tahu jumlah stok dan kapan pengusaha mesti menyetok. Misalnya, stok sudah mau habis, saya harus pesen ulang. Nah, saya bisa pesen otomatis di aplikasi ini,” tutur Ika.
Ika juga mengatakan bahwa BukuWarung fokus pada educational financial inclusion. Dengan memanfaatkan aplikasi ini, pengusaha bisa belajar melakukan pencatatan keuangan dan bisa mengetahui potensi bisnisnya.
“Di BukuWarung ada Juragan Bisnis yang akan mengedukasi pengusaha terkait finansial inclusion, sehingga mereka bisa menentukan HPP (red: Harga Pokok Penjualan) yang tepat secara intuitif. Dengan semakin banyak pengusaha yang financial literated, semakin mungkin bisnisnya maju. Jadi, ekosistem yang kami ciptakan bisa membantu semua pengusaha untuk ini,” tuturnya.
Ia menjelaskan, BukuWarung memungkinkan pengusaha bisa melihat cash flow-nya sehingga mereka bisa menentukan HPP. Dari sini, pengusaha diharapkan bisa mendongkrak profit bisnis mereka.
Sebagai informasi, BukuWarung ini juga mendukung pengusaha dengan multiple bisnis. Aplikasi ini memiliki fitur sharing device, di mana satu akun bisa digunakan di dua device. Misalnya, untuk pegawai usaha mencatat inventory dan pemilik usaha mencatat keuangan. Adapula tim merchant success yang turun ke pasar untuk mempromosikan BukuWarung sambil mengedukasi pemilik toko. Namun, karena pandemi, eksekusi tim ini masih dipertimbangkan.
Lebih lanjut, Ika mengatakan bahwa saat ini pihaknya fokus untuk memperbesar consumer base mereka. Adapun suntikan dana Series A sebesar 60 juta USD atau Rp870 miliar—yang belum lama ini mereka terima, akan digunakan untuk meneruskan kegiatan financial inclusion. Hal ini tak menutup kemungkinan dibuatnya fitur-fitur baru.
“Kami mau mengedukasi sebanyak mungkin pemilik UMKM supaya mereka paham soal finansial,” pungkasnya.
Untuk diketahui, BukuWarung hadir sejak Agustus 2019 untuk pengusaha pengguna Android. Hingga kini, ada sekitar 7 juta UMKM di seluruh Indonesia yang menggunakan aplikasi ini.
(LH)