Channel9.id-Jakarta. Google baru saja mengumumkan bahwa pihaknya membangun Privacy Sandbox di Android, sebagai solusi periklanan baru yang lebih privat. Perusahaan berharap Privacy Sandbox akan diadopsi oleh industri, dilansir dari Engadget.
Sekadar informasi, pada tahun lalu, Google mengatakan ingin melakukan penargetan iklan dengan FLoC (Federated Learning of Cohorts)—yaitu penargetan iklan berdasarkan riwayat penelusuran dari sekelompok orang dengan minat serupa. Namun, pada bulan lalu, rencana berubah. FLoC digantikan oleh Topics API, yang memungkinkan Chrome menargetkan iklan berdasarkan lima topik yang dianggap menarik. Adapun insight soal topik ini juga didapat dari riwayat penelusuran pengguna.
Wakil presiden manajemen produk untuk keamanan dan privasi Android, Anthony Chavez, mengatakan bahwa solusi itu akan membatasi pembagian data pengguna dengan pihak ketiga dan beroperasi tanpa pengenal lintas aplikasi—termasuk ID iklan. “Kami juga mengeksplorasi teknologi yang mengurangi potensi pengumpulan data rahasia, termasuk cara yang lebih aman bagi aplikasi untuk berintegrasi dengan software development kit iklan,” sambungnya.
Untuk saat ini, belum ada metode yang benar-benar dijalankan, dan inovasi Google itu baru memasuki tahap mendesain dan uji coba. Perusahaan mengatakan akan terus mendukung fitur platform iklan yang ada setidaknya selama dua tahun. “Dan kami akan memberi pemberitahuan substansial sebelum perubahan di masa mendatang,” tambahnya. Perusahaan pun mengatakan para developer bisa meninjau desain awal dan memberi umpan balik, dan akan merilis versi beta pada akhir tahun.
Google juga menyinggung bahwa perubahan kebijakan privasi Apple membuat berbagai platform mengambil pendekatan baru untuk privasi iklan. Langkah Apple ini, kata Chavez, telah membatasi teknologi yang digunakan oleh pengembang dan pengiklan. Meski begitu, ia yakin bahwa masih ada cara baru untuk menayangkan dan memastikan iklan tetap relevan untuk pengguna.
Untuk diketahui, Privacy Sandbox Google diawasi oleh Uni Eropa dan Inggris baru-baru ini. Tentunya, ini menunjukkan bahwa Google punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan, di samping berbagai raksasa teknologi lain dan industri periklanan tengah mencari cara terbaik untuk menyeimbangkan iklan bertarget dengan privasi pengguna.
(LH)