Politik

CBA: Mendag dari PKB Musuh Petani Indonesia

Channel9.id – Jakarta. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi berencana membuka kran impor beras sebanyak satu juta ton. Rencana tersebut menuai banyak penolakan, terutama karena telah menyakiti petani Indonesia. Di antara pihak yang menolak impor beras yakni PBNU dan Dirut Bulog Budi Waseso.

Center For Budged Analysis (CBA) menyatakan, Mendag Luthfi merupakan kader dari PKB. Hal ini disampaikan Ketum PKB Muhaimin Islandar alias Gus Ami saat saat reshufle kabinet beberapa waktu lalu. Saat itu, Luthfi menggantikan posisi Agus Suparmanto.

Terkait impor beras, Direktur eksekutif CBA Uchok Sky Khadafi melihat keanehan dalam sikap yang ditunjukan Mendag Luthfi. Dia ngotot untuk impor beras sedangkan Gus Ami menolak impor beras.

“Sangat aneh kebijakan Mendag yang ngotot ingin impor beras. Sedangkan Gus Ami (Muhaimin) gembar-gembor menolak impor beras,” kata Uchok dalam keterangan resmi, Minggu 21 Maret 2021.

Uchok menduga keanehan itu ada karena Mendag sudah dipengaruhi oleh mafia impor beras.

“Ini artinya, Gus Ami gagal mengkader Mendag menjadi kader PKB yang pro rakyat. Bahkan saat ini Mendag dari PKB menjadi musuh para petani seluruh Indonesia,” katanya.

Uchok menilai, dampak dari kebijakan Mendag ini akan berimplikasi pada pencapresan Muhaimin pada 2024 dan perolehan suara PKB. Karena basis massa PKB di pedesaan yang nota bene petani dan warga NU.

“Wajar, Cak Imin gagal terus saat nyapres. Jangankan mau nyapres 2024, lha wong mengkader Mendag jadi kader PKB telah gagal. Saya menduga Mendag sudah pindah jadi kader lain,” kata CBA.

Berdasarkan data Bulog, stok beras di gudang Bulog mencapai 883.575 ton dengan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 859.877 ton dan beras komersial sebesar 23.706 ton.

Meski ada penyerapan di dua bulan ini, yakni Maret dan April, namun cadangan beras masih melimpah yakni di atas 1 juta ton setelah memasuki panen raya.

“Artinya, saat ini stok beras sudah cukup, lalu kenapa masih ngotot ingin impor beras. Ini benar benar Mendag tidak pro petani,” katanya.

Sebelumnya Dirut Bulog, Komjen Budi Waseso menegaskan bahwa berdasarkan pengalaman, beras impor cadangan pemerintah tak terpakai sehingga menyusut kualitasnya bahkan rusak.

Bahkan Budi Waseso pernah melaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal permasalahan tersebut.

“Kami sudah lapor ke presiden saat itu, beras impor kami saat Maret tahun lalu (stoknya) 900 ribu ton sisa dari (stok Bulog) 1,7 juta ton, sekian juta ton beras impor. Jadi sudah menahun kondisinya, layak pakai tapi harus di-mix dengan beras dari dalam negeri.

Permasalahannya ada kesalahan saat impor lalu, rata-rata taste-nya pera, tidak sesuai dengan taste masyarakat kita, sehingga jadi permasalahan,” katanya.

Permasalahan itu membuat Bulog harus putar otak demi mempertahankan kualitas berasnya, atau setidaknya masih layak konsumsi.

“1,8 juta ton ini kita harus mix dengan beras dalam negeri, akibatnya lambat,” sebut Buwas.

Dengan cara itu, beras diharapkan memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, itu memerlukan waktu lebih panjang dan prosedur pelaksanaan yang bertambah.

HY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  72  =  76