Channel9.id – Jakarta. Center for Budget Analysis (CBA) menyoroti dugaan korupsi dalam program bantuan sosial (bansos) DKI Jakarta tahun 2020 yang nilainya mencapai Rp2,85 triliun. CBA juga menyebut nama Direktur Utama Perumda Pasar Jaya saat itu, Arief Nasrudin, dalam kaitannya dengan kasus ini.
Direktur Eksekutif CBA, Uchok Sky Khadafi, mengatakan Perumda Pasar Jaya saat itu mengaku mendengar kabar yang beredar dari Kantor PAM Jaya dan Balai Kota Jakarta terkait terbitnya Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) dari aparat penegak hukum terhadap kasus tersebut. Namun, Uchok menyebut kabar SP3 itu hanyalah rumor.
Menurut Uchok, isu mengenai SP3 tersebut sengaja disebarkan untuk mengelabui Gubernur DKI Jakarta agar tidak memecat Arief Nasrudin dari jabatannya. Ia menyatakan bahwa upaya itu hanya bertujuan mempertahankan posisi Arief sebagai Direktur Utama PAM Jaya.
“Rumor SP3 untuk dugaan kasus korupsi Bansos tahun 2020 DKI Jakarta yang dibangun dan berkembang hanya sebuah pesan untuk Pramono Anung agar tetap mempertahankan Arief Nasrudin sebagai Direktur Utama PAM Jaya,” kata Uchok dalam siaran pers tertulis, diterima Selasa (24/6/2025).
CBA mendesak agar Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung segera mengambil tindakan tegas terhadap Arief Nasrudin. Uchok menyebut bahwa Arief sudah terlalu lama menikmati jabatan strategis di lingkungan BUMD DKI.
“Untuk itu CBA meminta kepada Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung harus segera memecat Arief Nasrudin sebagai Direktur Utama PAM Jaya karena Arief Nasrudin sudah kenyang menjabat direktur Utama di BUMD DKI Jakarta,” tegas Uchok.
CBA juga mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut tuntas dugaan korupsi dalam program bansos tersebut. Menurut Uchok, kasus ini telah menimbulkan kerugian negara dalam jumlah yang sangat besar.
Uchok menegaskan bahwa nilai dugaan korupsi sebesar Rp2,85 triliun dalam program bansos DKI Jakarta tahun 2020 tidak bisa dianggap sepele. Ia berharap KPK segera mengambil langkah hukum untuk mengusut pihak-pihak yang terlibat.
“Korupsi Bansos Rp 2,85 Triliun ini sangat besar bahkan bisa membangun gedung sekolah dan menggratiskan siswa serta membantu mengentaskan kemiskinan warga Jakarta,” tuturnya.
Ia mengatakan bansos tersebut merupakan bagian dari program penanggulangan dampak pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 di Jakarta. Anggaran bansos bersumber dari APBD DKI sebesar Rp3,65 triliun dalam bentuk paket sembako.
“Program ini merupakan bagian dari program Bansos DKI Jakarta 2020 yang diperuntukan saat itu sebagai upaya penanggulangan dampak pendemi Covid-19 yang terjadi di Jakarta, Anggaran bersumber dari APBD DKI Jakarta senilai Rp 3,65 Triliun dalam bentuk paket Sembako,” pungkas Uchok.
HT