Channel9.id-Jakarta. Otoritas kesehatan Chili mengumumkan akan menerapkan lockdown di ibukotanya, Santiago pada hari Kamis (10/6/2021). Peraturan ini diberlakukan karena ada lonjakan tinggi disana walaupun setengah populasinya sudah divaksinasi.
Laporan ini terjadi setelah Chili mengkonfirmasi adanya kenaikan kasus Covid-19 sebesar 17% di Chile selama dua minggu akhir ini. Untuk Santiago, yang dihuni oleh setengah populasi Chili, dilaporkan kenaikan kasus Covid-19 naik sebesar 25%.
Kamar ICU di santiago dikabarkan saat ini sudah hampir penuh sebesar 98%. Jose Luis Espinoza, presiden Chile’s National Federation of Nursing Associations (FENASENF), mengatakan kalau perawat-perawatnya sudah hampir ambruk.
Chili merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi. Sekitar 75% dari 15 juta populasinya sudah divaksinasi setidaknya sekali, dan sekitar 58% warganya sudah divaksinasi dua kali.
Mereka sudah menggunakan hampir 23 juta vaksinnya sejauh ini – 17.2 juta vaksin Sinovac, 4.6 juta vaksin Pfizer, dan kurang dari satu juta vaksin AstraZeneca dan CanSino.
Para ahli medis memang sudah mengatakan kalau vaksin saat ini masih belum sepenuhnya dapat menangkal Covid-19. Selain itu mereka juga mengatakan vaksin masih membutuhkan waktu sebelum mencapai keefektifan maksimalnya.
“Dari 7,716 orang yang terkonfirmasi Covid-19 dari hari Rabu sampai Kamis, 73% nya masih belum mendapatkan vaksin keduanya dan 74% diantaranya berusia dibawah 49 tahun,” ungkap kementerian kesehatan Chili.
Baca juga: PM Inggris Seukan Donasi 1M Vaksin, AKtivis Sebut Jumlahnya Kurang
Dr. Cesar Cortes, dokter darurat di rumah sakit Universitas Chili, mengatakan kalau masyarakat yang tahun lalu tak keluar rumah karena takut Covid-19, sekarang menjadi lebih takut kehilangan pekerjaannya.
“Tahun lalu, sirkulasi pergerakan masyarakat masih kecil dan peraturan lockdown dan protokol kesehatan masih efektif karena mereka dengan virus Covid-19. Kali ini, keadaannya sudah berubah,” ujarnya.
Cesar menambahkan kalau keadaannya bisa lebih buruk lagi kalau tidak ada vaksin. “Situasi sulit saat ini bisa saja terus memburuk,” pungkasnya.
(RAG)