Channel9.id-Jakarta. Saham Credit Suisse anjlok ke level terendah sepanjang masa pada Rabu, 15 Maret 2023, dalam dua hari berturut-turut. Hal ini terjadi usai investor utama yakni Saudi National Bank (SNB) tidak bisa lagi memberi suntikan dana lantaran terkena pembatasan regulasi.
Perdagangan saham bahkan beberapa kali dihentikan sepanjang pagi karena jatuh di bawah 2 franc Swiss atau USD 2,17 untuk pertama kalinya. Sahamnya jatuh 21,09 persen.
Mengutip Reuters, SNB selaku investor terbesar menyebut tak bisa lagi membantu lebih banyak bantuan keuangan.
“Kami tidak bisa karena kami akan melampaui 10%. Ini masalah peraturan,” kata Ketua SNB Ammar Al Khudairy.
Meski demikian, Khudairy menambahkan bahwa SNB senang dengan rencana transformasi Credit Suisse. Tapi, ia menyarankan agar bank tidak mengharapkan uang tambahan.
Diketahui, SNB mengambil 9,9% saham di Credit Suisse tahun lalu sebagai bagian dari peningkatan modal bank Swiss sebesar US$4,2 miliar. Ini untuk mendanai perombakan strategis besar-besaran perusahaan guna meningkatkan kinerja perbankan investasi itu dan mengatasi serangkaian kegagalan risiko dan kepatuhan.
Baca juga: Bank Indonesia: Arus Modal Asing Keluar Capai Rp590 Miliar Dalam Sepekan
Bank yang berkantor pusat di Zurich, Swiss ini beroperasi lebih di 50 negara. Bank yang terkenal dengan kerahasiaan yang ketat ini menawarkan layanan perbankan investasi, perbankan privat, manajemen asset, serta layanan bersama.
Credit Suisse telah beroperasi selama lebih dari 160 tahun dan memiliki sejarah panjang dalam layanan perbankan bagi nasabah di seluruh dunia. Salah satu bank terbesar di Swiss ini juga menempati peringkat ke 41 bank terbaik di dunia.
Financial Stability Board menganggap Credit Suisse ini sebagai sebuah bank berdampak sistemik. Artinya, Credit Suisse memegang peranan penting secara global yang berarti kegagalannya akan memicu serangkaian kebangkrutan dan dalam kasus terburuk, dapat menyebabkan krisis keuangan.