Channel9.id-Jakarta. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diminta untuk segera bertindak. Pasalnya, seminggu belakangan, kasus kebocoran data pengguna kembali terjadi. Kasus terbaru ini dialami oleh Lazada dan Cermati.
Sebelumnya, kebocoran data dialami Tokopedia hingga Bukalapak. Menurut Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, masalah kebocoran data harus disikapi serius.
“Kementerian Kominfo, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan instansi terkait harus melakukan rapat darurat untuk mengetahui kebenaran, modus, dan dampak kebocoran data pengguna,” kata Heru, Senin (2/11).
Heru mengaku khawatir, jika kasus ini tak serius ditangani, dicari penyebab, dan solusinya, maka ketidakpercayaan terhadap layanan online di Indonesia bisa muncul.
Ia menegaskan bahwa kejadian kebocoran data pengguna ini tidak bisa “seolah-olah” sudah ditangani, melihat penanganan kasus kebocoran sebelumnya. “Yang katanya sudah diminta keterangan seperti kebocoran Tokopedia, tapi masyarakat seperti dibohongi karena tidak ada informasi lebih lanjut bagaimana status kebocoran disampaikan pihak regulator apalagi disebut data bocor mencapai 91 juta data,” ujar mantan Anggota BRTI ini.
“Sebab ini seperti tidak mengindahkan pesan Presiden Jokowi bahwa data harus dijaga karena ini merupakan jenis kekayaan baru bangsa kita. Karena kini data lebih berharga dari minyak,” pungkasnya.
Sebelumnya, pada 29 Oktober 2020, Lazada mengatakan tim keamanan sibernya menemukan isu keamanan data di Singapura, yang melibatkan database khusus RedMart yang di-hosting oleh penyedia layanan pihak ketiga.
Diketahui bahwa informasi pelanggan diakses secara ilegal, dari nama, nomor telepon, email, alamat, kata sandi terenkripsi, hingga sebagian nomor kartu kredit dari pelanggan RedMart–yang hanya ada di Singapura.
Untuk mengantisipasi kejadian itu, Lazada segera memblokir akses yang tidak sah ke database tersebut. Data ini digunakan di aplikasi dan situs web RedMart sebelumnya, yang sekarang sudah tidak lagi digunakan.
Kemudian pada Senin (2/11) ini, kasus kebocoran data kembali menimpa perusahaan startup Cermati.com, di mana 2,9 juta data penggunanya bobol.
Usai kabar kebocoran data beredar, Cermati.com mengirimkan email ke pengguna. Mereka mengaku adanya akses ilegal ke platformnya dan mengajak pengguna melakukan langkah pengamanan.
(LH)