Demo Besar-Besaran Terjadi di Kuba
Internasional

Demo Besar-Besaran Terjadi di Kuba

Channel9.id-Kuba. Demo besar-besaran semenjak 30 tahun lalu telah membuat kekacauan besar di Kuba, Senin (12/7/2021). Ribuan orang turun ke jalan untuk mengutarakan keresahan mengenai menipisnya suplai makanan, tingginya harga pasar dan pemerintahan yang komunis.

Demo itu awalnya terjadi di pagi hari di kota San Antonio de los Baños di bagian barat pulau Kuba, dan di kota Palma Soriano di timur. Ada sekitar ratusan pengunjuk rasa di dua tempat tersebut.

Dengan jutaan warga Kuba yang mempunyai akses internet, berita unjuk rasa itu dengan cepat menyebar di Havana. Pada siang hari ribuan warga pergi ke pusat kota Havana, mereka menyerukan “kebebasan”.

“Saya disini karena kelaparan, karena tidak ada obat, karena diputuskannya listrik, karena banyak yang masih kurang dari pemerintah Kuba,” ujar seorang pria berumur 40 tahunan yang tidak ingin identitas terbongkar karena takut ditangkap.

“Saya ingin perubahan total, dirombaknya pemerintah, pemilu yang diikuti oleh beragam partai dan berakhirnya komunisme di Kuba,” tambahnya.

Para pengunjuk rasa itu mendapatkan respon dari intel kepolisian yang menyamar jadi warga biasa.Intel kepolisian itu berhasil menangkap ratusan pengunjuk rasa, sebagian besar di antaranya dilakukan dengan kekerasan. Para pemuda pengunjuk rasa melempari para polisi dengan batu, kepolisian membalasnya dengan menyemprotkan gas air mata dan memukul para pengunjuk rasa dengan pentungan.

Salah satu petugas kepolisian yang kepalanya terkena lemparan batu langsung diamankan ke mobil dan mobil tersebut langsung tancap gas, hampir menabrak para pengunjuk rasa.

Dengan sebuah batu di kedua tangannya, Yusniel  Pérez, 17, mengatakan: “Kami turun ke jalanan karena kami lapar dan miskin. Kami tidak mempunyai makanan. Kami tak mempunyai apapun,” ujarnya.

Pada pukul 3 siang suruh channel televisi sempat menayangkan pernyataan dari Presiden Kuba, Miguel Díaz-Canel. Ia mengeluarkan pernyataan kalau “tindakan mengacau di negeri kami harus ditindak dengan respon revolusioner.

Terjadi kebuntuan ketika para pemuda anti-pemerintah yang mencoba untuk mengambil alih lokasi-lokasi ikonik di ibukota harus berhadapan dengan para tetua, petugas keamanan negara dan tentara yang mendukung pemerintah Kuba.

Para pendukung pemerintah Kuba menuduh para pengunjuk rasa itu sebagai tentara bayaran yang dibayar oleh Amerika Serikat, yang menggelontorkan dana sebesar 20 juta dollar per tahun untuk mempromosikan ideologi demokrasi di Kuba.

Di sore hari pasukan pemerintah dan pendukungnya berhasil menguasai kembali jalanan di Havana.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

66  +    =  76