Channel9.id, Jakarta – Polda Metro Jaya mengerahkan 2.554 personel gabungan untuk mengamankan aksi unjuk rasa besar-besaran dari pengemudi ojek online (ojol) yang digelar Selasa, 20 Mei 2025. Aksi ini berlangsung di tiga titik utama: Gedung DPR RI, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan Bundaran Patung Kuda, Jakarta.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono, menyatakan bahwa kepolisian telah menyiapkan rekayasa lalu lintas bersifat situasional.
“Rekayasa arus akan diberlakukan hanya jika kondisi di lapangan sudah padat dan berisiko mengganggu kelancaran lalu lintas,” ujar Argo dalam keterangannya, Selasa (20/5/2025).
Masyarakat diimbau untuk menghindari kawasan terdampak demo dan menggunakan jalur alternatif.
“Kemacetan berpotensi terjadi di sekitar lokasi aksi, jadi sebaiknya pengguna jalan menjauh dari titik-titik tersebut,” lanjutnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan bahwa personel yang diterjunkan terdiri atas 1.913 dari Polda, 230 dari jajaran Polres, 320 dari TNI, dan 91 dari unsur pemerintah daerah.
Isi Tuntutan Aksi
Unjuk rasa ini diinisiasi oleh Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) yang membawa sembilan tuntutan utama. Ketua SPAI Lily Pujiati menilai, pengemudi ojol dan kurir saat ini berada dalam kondisi kerja yang tidak adil dan tidak manusiawi, dengan pendapatan di bawah upah minimum dan potongan platform yang mencapai 70 persen.
Berikut daftar tuntutan yang dibawa pengunjuk rasa:
-
Pengakuan status pengemudi sebagai pekerja tetap, bukan mitra.
-
Penghapusan skema prioritas diskriminatif di berbagai platform.
-
Penetapan tarif logistik dan makanan oleh pemerintah, bukan aplikator.
-
Penghapusan potongan aplikator yang merugikan pendapatan.
-
Penolakan suspend dan pemutusan kemitraan sepihak.
-
Penolakan merger Grab dan Gojek yang dinilai berpotensi monopoli.
-
Pemenuhan hak kerja layak, jaminan sosial, dan hak maternitas.
-
Kewajiban perusahaan menyediakan fasilitas kerja dan operasional.
-
Pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Platform.
Aksi ini diperkirakan akan berlangsung hingga sore hari dan bisa berdampak pada arus lalu lintas di pusat Jakarta.