Nasional

Detik-Detik Waisak di Candi Borobudur, Ribuan Umat Budha Diminta Jernihkan Pikiran

Channel9.id – Jakarta. Ribuan umat Budha yang melakukan detik- detik Waisak di Candi Borobudur diminta untuk menjernihkan pikiran, karena pikiran merupakan pelopor bagi semua tindakan manusia.

Pesan itu disampaikan oleh Biksu Samanta Usala Mahasthavira dalam renungan Waisak, Minggu (4/6/2023) di hadapan ribuan umat Budha yang bersimpuh di pelataran Candi Borobudur.

Ribuan umat Buddha melakukan detik-detik Waisak 2567 BE/2023 pada pukul 10.41 WIB di halaman Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Detik-detik Waisak ditandai dengan pemukulan gong tiga kali dan pemercikan air suci, pembacaan paritta Jayanto, dan umat bersikap anjali.

Biksu Samanta Usala Mahasthavira menyampaikan bahwa tema Waisak tahun ini adalah “Aktualisasikan ajaran Buddha di dalam kehidupan sehari-hari”.

Ia mengatakan pikiran merupakan pelopor bagi semua tindakan. Untuk mengendalikan semua tindakan harus dimulai dari meluruskan pandangan dan menjernihkan pikiran.

“Tanpa mengenal keberadaan kondisi dan keadaan diri sendiri yang terdiri atas jiwa dan raga maka semua tindakan cenderung tidak tepat dan salah kaprah, sehingga semua pembedaan diri tidak menghasilkan kebijaksanaan dan jasa pahala yang besar,” katanya.

Biksu Samanta Usala Mahasthavira menuturkan, di dalam sutra hati Sang Buddha menjabarkan bahwa hati bergejolak yang senantiasa berubah dan melekat itulah sesungguhnya sumber dari penderitaan melekat pada bahagia atau derita adalah dualisme dari hati.

Menurut dia, manusia awam senantiasa menginginkan dan mendambakan kebahagiaan namun tidak paham bagaimana menemukan kebahagiaan tertinggi.

Ia menjelaskan Buddha membabarkan semua dharma pada hakikatnya untuk mengobati penyakit batin.

Dikakatannya, jika manusia ingin mengubah nasib menjadi lebih baik ada baiknya belajar memahami dan membaktikan ajaran luhur bagaimana mengubah nasib dengan menata hati, membina batin, dan mencerahkan pikiran.

Rangkaian detik-detik Waisak ditutup dengan pradaksina oleh para biksu dan umat Buddha, yakni berjalan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali.

Baca juga: (video) Bupati Tegal Umi Azizah Menyambut Kedatangan Rombongan Bhiksu Thudong

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =