Channel9.id-Jakarta. TikTok menyangkal laporan dari Forbes, yang menyebutkan bahwa pihaknya mengumpulkan informasi lokasi GPS atau memantau para pengguna di Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, Forbes melaporkan bahwa induk TikTok, ByteDance, berupaya melacak pengguna tertentu di AS. Namun demikian, Forbes tak merinci apakah TikTok benar-benar melacaknya.
Forbes melaporkan bahwa tim pelacak itu merupakan bagian dari Divisi Audit Internal dan Departemen Pengendalian Risiko di ByteDance. Divisi ini biasanya bertugas untuk melihat potensi pelanggaran oleh karyawan dan mantan karyawan perusahaan. Namun, lanjut Forbes, tim ini diberdayakan untuk mengumpulkan data lokasi pengguna di AS, yang bukan karyawan maupun mantan karyawan. Sudah ada dua kasus yang dilaporkan mengenai hal ini.
TikTok kemudian merespons tuduhan tersebut. TikTok menuduh Forbes memotong kutipan, di mana TikTok mengaku tak mengumpulkan lokasi GPS dengan tepat. Bagian itu “membantah kelayakan tuduhan inti [karya itu],” jelasnya.
Selain itu, TikTok menekankan bahwa pihaknya tak pernah menargetkan pemerintah AS, tokoh masyarakat, aktivis, dan jurnalis. Pun tak menyajikan konten yang berbeda dari pengguna lain kepada mereka.
Sementara itu, Forbes menulis bahwa TikTok “tak menjawab pertanyaan” terkait apakah tim audit internal di ByteDance menargetkan kelompok tersebut.
Dilansir dari Engadget, kemudian Forbes kembali merespons bahwa “[tidak]menggunakan GPS tidak berarti [tim ByteDance] tidak dapat menggunakan [perkiraan] lokasi itu untuk memantau individu tertentu.”
Seperti yang dicatat Forbes, TikTok berkomitmen kepada otoritas dan anggota parlemen AS untuk “mengubah lokasi penyimpanan default data pengguna AS menjadi server cloud Oracle yang berlokasi di AS.” Langkah ini diambil TikTok pada Juni lalu guna meredakan kekhawatiran mereka, yang mencurigai Cina menggunakan TikTok untuk memantau pengguna AS.
Sebelum langkah itu diambil, BuzzFeed News melaporkan bahwa karyawan ByteDance yang berbasis di Cina yang berulang kali mengakses data nonpublik tentang pengguna TikTok di AS. Laporan itu didasarkan pada jam rapat internal yang bocor ke publikasi.