Channel9.id-Jakarta. Baru-baru ini sejumlah perusahaan raksasa teknologi, seperti Microsoft dan Google, menggelontorkan dana kepada platform e-commerce Indonesia. Mereka masing-masing memberi pendanaan kepada Bukalapak dan Tokopedia.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan bahwa ada sejumlah faktor yang mendorong perusahaan besar itu menargetkan Indonesia.
“Indonesia diprediksi akan menjadi pemain e-commerce terbesar di Asia Tenggara pada 2025, bahkan bukan cuma e-commerce tapi juga negara ekonomi digital,” ujar Heru, Selasa (17/11).
Baca juga : Kominfo dan Operator Seluler Bahas Pemerataan Akses Internet
Saat ini, lanjut Heru, jumlah pengguna ponsel di Indonesia telah mencapai 330 juta orang, di mana jumlah pengguna internet nyaris menyentuh 200 juta orang.
Berangkat dari fakta tersebut, Indonesia bisa menjadi pasar besar untuk pertumbuhan platform e-commerce. Apalagi dengan adanya populasi anak muda yang besar, senang belanja dan regulasi yang ramah untuk pemain asing.
“Jadilah Indonesia sebagai sasaran investasi bagi para investor asing dan juga pasar bagi banyak pemain platform digital dari luar negeri,” ujar Heru.
Menurut Heru, suntikan dana dari pemain asing ini akan mempertajam persaingan e-commerce di Indonesia. Pemain lama akan terus bersaing untuk menjadi yang utama, sementara pemain baru cenderung kesulitan bertahan.
Lebih lanjut, Heru memaparkan bahwa konsumen e-commerce di Indonesia sensitif terhadap harga dan akan mencari platform yang sering memberi promo.
Selain itu, platform yang punya modal banyak untuk mengiklan pun kemungkinan bisa lebih unggul daripada pesaingnya.
“Kita lihat yang kehabisan darah iklan juga melemah penjualannya, kecuali brand nya benar-benar kuat. Tambah lagi dengan segudang promo dan diskon menarik tapi harus real bukan gimmick,” tandas Heru.
(LH)