Channel9.id-Jakarta. Microsoft sempat berdebat dengan Google di sesi akhir kongres, yang membahas terkait dampak Big Tech terhadap industri berita di Australia pada Jumat (12/3). Perusahaan yang didirikan Bill Gates ini menyoroti dominasi Google dalam periklanan yang berkontribusi pada penurunan kualitas industri media.
Menurut Presiden Microsoft Brad Smith, industri teknologi punya kewajiban untuk menyokong industri media yang berkualitas.
“Masalah yang melanda jurnalisme saat ini sebagian disebabkan oleh kurangnya persaingan di pasar teknologi pencarian dan iklan, yang saat ini dikendalikan oleh Google,” kata Smith, melalui kesaksian tertulisnya kepada subkomite antitrust parlemen.
Smith sendiri tak bermaksud menuding Google melanggar hukum atau tidak. Menyoal hal tersebut, kata dia, peran pemerintah dibutuhkan guna mencegah dampak buruk dari monopoli iklan terhadap industri media.
“Seperti yang kami pelajari dari pengalaman Microsoft dua dekade lalu, saat kesuksesan perusahaan berdampak buruk pada pasar dan masyarakat kita, masalah ini tak boleh diabaikan,” pungkas dia.
Diketahui, menjelang persidangan, Google melalui unggahan di situs resminya mengecam Microsoft dan menyebut mereka hanya sekadar mengklaim. Pun menyebut mereka melancarkan strategi anti-Google.
“Serangan terbaru ini menandai kembalinya praktik lama Microsoft,” tulis Google SVP of Global Affairs Kent Walker. Ia melanjutkan, Microsoft tengah berusaha menggeser isu peretasan SolarWinds yang mendera perusahaan tersebut.
“Bukan kebetulan bahwa minat baru Microsoft untuk menyerang kami datang setelah serangan SolarWinds dan pada saat ketika mereka telah mengizinkan puluhan ribu pelanggan mereka … untuk secara aktif diretas melalui kerentanan utama Microsoft,” sambung Walker.
Sebelumnya, akhir-akhir ini, kedua perusahaan tersebut memang memanas. Keduanya berdiri berseberangan dalam menyikapi undang-undang Bergaining Media Code Law di Australia. Adapun kebijakan ini mewajibkan perusahaan untuk menegosiasikan pembagian pendapatan dengan penerbit berita.
Dikabarkan bahwa saat Google akan cabut dari Australia, Microsoft justru akan mendukung undang-undang tersebut dan mengatakan bahwa mesin pencarinya, Bing, akan mengisi kekosongan tersebut.