Channel9.id – Jakarta. Penemuan dua jenazah imigran Meksiko di sebuah sungai di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko memicu beragam kritik mengenai pembatas apung yang digunakan oleh Texas, Jumat (7/8/2023). Dikatakan bahwa pembatas tersebut membahayakan para imigran dan pencari suaka.
Otoritas Meksiko mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka telah menemukan dua Jenazah di Rio Grande. Disebutkan bahwa salah satunya ada yang tersangkut di pembatas apung yang dipasang oleh Gubernur Texas Greg Abbott. Abbott sebelumnya mengatakan bahwa pemasangan ini dimaksudkan untuk menghentikan imigran illegal masuk ke AS.
“Kami khawatir dengan dampak yang diberikan terhadap hak asasi imigran dan keamanan personal bahwa kebijakan ini dapat mengarah ke arah yang sebaliknya dan menutup pintu kerja sama,” kutip pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Meksiko.
Departemen Keamanan Publik Texas merespon bahwa jenazah yang terperangkap di pembatas apung itu nampaknya sudah tenggelam terlebih dahulu dan terus mengapung ke hilir.
Jenazah kedua, yang masih belum diketahui identitasnya, ditemukan sekitar 5 kilometer dari jenazah yang pertama.
Pembatas apung yang dikritik oleh kelompok HAM sebagai aksi kepentingan politik, juga sudah mendapatkan gugatan dari kepemerintahan Presiden Joe Biden.
Dalam pengajuan hukumnya, Kementerian Keadilan Amerika Serikat menjelaskan bahwa pembatas apung tersebut memicu kekhawatiran perihal isu kemanusiaan dan territorial.
Pemerintah Meksiko juga menyuarakan keresahannya perihal pembatas apung tersebut. Mereka telah mengirimkan dua surat diplomatik yang menyebutkan bahwa pembatas air tersebut bisa jadi melanggar kedaulatan Meksiko.
Baca juga: Presiden Meksiko Desak Masyarakat Latin AS Untuk Tidak Dukung Gubernur Florida
Kejadian ini serupa dengan kejadian di Arizona pada tahun lalu disaat Gubernur Doug Doucey dikritik karena membuat pagar pembatas sendiri menggunakan kapal kontainer.
(RAG)