Channel9.id-Jakarta. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan bahwa Kemendagri mendukung proses belajar-mengajar tatap muka. Namun, menurut Tito, perlu dipersiapkan langkah-langkah precaution atau antisipasi agar proses pembelajaran tatap muka (PTM) tidak menjadi kluster baru di lingkungan pendidikan.
Hal ini disampaikan Tito saat menjadi narasumber dalam acara Pengumuman Surat Keputusan Bersama Empat Menteri (Mendagri, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19 melalui Video Conference, Jumat (20/11).
Baca juga: 124 Santri Al Bayan Sukabumi Positif Covid-19, Belajar Tatap Muka Dihentikan
Menurutnya, arahan-arahan yang sudah tercantum dalam SKB akan sangat membantu satuan pendidikan dalam menghadapi proses belajar-mengajar tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Apabila SKB dapat dikoordinasikan dan disosialisasikan dengan baik, ia berharap ada dukungan dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), serta Humas dari setiap daerah untuk mengedukasi orang tua sehingga anak-anaknya melakukan proteksi diri.
“Kami kira sudah baik, dan ini perlu ada langkah-langkah untuk meyakinkan bahwa langkah-langkah tersebut dilaksanakan dan diikuti, ini memerlukan koordinasi dan sosialisasi,” imbuhnya.
Tito mengingatkan, potensi penularan yang mesti diwaspadai tidak hanya di dalam lingkungan pendidikan sekolah atau pesantren tetapi di lingkungan luar sekolah. Ia mengaku mendapatkan data dari Hamburg, Jerman dan Channel News Asia (CNA) pada hari ini bahwa dari 472 sekolah yang aktif bertatap muka, 171 sekolah di antaranya terinfeksi. Kemudian, 78% dari 372 anak-anak yang terinfeksi pada saat musim panas dan musim gugur tertular dari aktivitas luar sekolah.
“Kami baru saja membaca data dari Jerman, dari Hamburg, itu menyampaikan bahwa di CNA hari ini, most children caught Covid-19 outside school,” ujarnya.
Untuk itu, Tito juga meminta dukungan dari Dinas Perhubungan dan stakeholder untuk mengupayakan keamanan pada sistem transportasi yang akan digunakan anak-anak ke sekolah.
“Kita juga perlu melakukan precaution/langkah langkah antisipatif agar anak-anak kita dengan adanya tatap muka mereka akan melakukan mobilitas dari rumah, yang tadinya belajar dari rumah mereka harus bergerak menuju sekolah,” tutupnya.