Channel9.id – Jakarta. Minggu, 2 Mei 2021 merupakan hari yang bersejarah bagi UNJ, karena dilaksanakan kegiatan Peluncuran Edura TV.
Pengamat media Rahmad Edi Irawan mengapresiasi langkah kampus Lembaga Pendidikan Tenaga Ilmu Kependidikan (LPTK) tersebut. Pria yang akrab disapa Rei itu mengatakan Edura TV bisa mengisi celah televisi edukasi yang selama ini belum ada di Indonesia. Karena sudah ditinggalkan oleh industri media mainstrem saat ini.
“Karena masalah tv sekarang kehilangan konten-konten pembelajaran. Industri tv meninggalkan konten-konten edukasi. bahkan TVRI pun belum. Mereka engga fokus, kan. Ini bisa jadi benchmark bahwa televisi Pendidikan itu Edura TV,” ujar Dosen Komunikasi Universitas Bina Nusantara itu, Minggu (2/5).
Rei menjelaskan bahwa perkembangan media digital saat ini begitu pesat, termasuk di dalamnya TV digital. Menurut dia, UNJ bisa membangun bancmark Edura TV sebagai tv Pendidikan karena UNJ mempunyai modal yang cukup.
“Tinggal mesinergikannya dengan civitas akademik, dengan mahasiswa, tiap-tiap jurusan. Karena ada prodi olahraga, komunikasi, seni, fashion dan sebagainya. Belum lagi jaringan alumni banyak sekali. Yang mengajar juga banyak kan, ini bisa jadi modal besar,” pungkas mantan Wakil Pemimpin Redaksi Net TV itu.
Menurut Rei konten-konten yang bisa dibuat Edura TV tidak hanya untuk anak-anak sekolah, melainkan juga untuk masyarakat luas.
Baca juga: UNJ Luncurkan Edura TV di Momen Hardiknas-2021
“Tantangannya hanya dengan cara mengemasnya aja agar lebih menarik, entertain, agar khalayak luas juga menjadi ceruk pasar,” imbuh Rei.
“Di saat pandemi ini masyarakat banyak beraktifitas di rumah. Tentunya banyak mencari konten-konten berkualitas di medsos,” tambahnya.
Namun, Rei mengingatkan bahwa arena tv digital mempunyai tantangan yang kompetitif.
“Arena media memang seperti hutan belantara. Jika bermain di sana harus siap bersaing dengan musuh yang tidak terduga. Aturan mainnya belum jelas. Makanya harus ketemu harus fokus dimana. Kita harus dapat brancmark yang mengedukasi sekaligus menghibur,” jelas Rei.
Berbicara soal produksi, Rei mengatakan Edura TV harus jelas target usianya, tingkat pendidikannya, di jam berapa, sehingga mengupload itu harus tepat sasaran. “Intinya target marketnya. Itu tantangannya,” ucap Rei.
Sementara itu, Rektor UNJ Pro. Dr. Komarudin mengatakan jika Edura TV mempunyai motivasi historis tersendiri lantaran UNJ dulunya IKIP Jakarta yang mempunya segudang pemikir Pendidikan ternama di Indonesia.
“Dulu UNJ gudang gerakan mahasiswa. Ada juga romantisme IKIP menjadi mazhab pendidikan. Karena kita punya banyak pemikir Pendidikan. Ada Winarno Surakhmad, Ibu Conny Semiawan, HAR Tilaar dan sekarang ada Hafid Abbas. Ini yang mengilhami Edura TV. Jadi romantisme IKIP tidak hilang,” ungkap Guru Besar Evaluasi Pembelajaran PPKn itu.
IG