Channel9.id – Jakarta. Reformasi kultural di tubuh institusi Polri membutuhkan waktu, sebab tidak hanya berkaitan dengan perubahan perilaku anggota Polri semata tetapi membutuhkan peran dari masyarakatnya.
Pernyataan itu disampaikan oleh Kapolri Ke-17 Jenderal Pol. (Purn) Tan Sri Da’i Bachtiar. Menurut Bachtiar, reformasi kepolisian sudah lama dilakukan bahkan di era kepemimpinannya, namun untuk reformasi dari aspek kultural masih membutuhkan waktu.
“Reformasi sudah lama dilakukan sejak berpisah nya TNI dan Polri, dari 2001 sampai 2005 saya sudah melakukan reformasi seperti itu. Tapi memang reformasi yang perlu waktu adalah aspek kultural,” ujar Bactiar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 27 Oktober 2022.
Baca juga: Eks Kapolri Da’i Bachtiar: Polisi Harus Tampil Sederhana
Menurut Bachtiar, reformasi aspek kultural ini memerlukan peran serta dari lingkungan sekitar. Aspek kultural tidak hanya terkait perilaku personel Polri semata.
“Kultural bukan hanya karena perilaku polisinya, tetapi juga tergantung pada lingkungannya. Lingkungannya siapa? masyarakat itu terjadi. Jadi perubahan kultural di polisi juga dipengaruhi oleh perubahan pada masyarakat itu sendiri, itu yang dirasakan menjadi beban kita semua,” tutur Bachtiar.
Termasuk juga terkait gaya hidup personel Polri yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo, menurut Bachtiar persoalan gaya hidup itu bukan terjadi sekarang saja, tetapi dari masa seniornya hingga Kapolri berikutnya sudah ada arahan yang mengimbau personel untuk bergaya hidup sederhana, merakyat sesuai lingkungannya.
“Jangan sampai polisi berada di lingkungan masyarakat tetapi polisinya tampil berbeda itu sudah disampaikan, kembali masalah kultural memang membutuhkan waktu,” ucap mantan Kapolda Jatim ini.