Elon Musk Sedang Bangun Kota “Utopia”, Untuk Apa?
Techno

Elon Musk Sedang Bangun Kota “Utopia”, Untuk Apa?

Channel9.id. CEO Twitter, SpaceX, Tesla, dan Boring Elon Musk dilaporkan sedang membangun kota utopia di Texas, yang akan dinamai Snailbrook.

Menurut laporan Wall Street Journal, Musk berencana untuk membangun kota di luar Austin di dekat fasilitas Boring dan SpaceX. Foto-foto Facebook mengungkapkan bahwa area itu sudah memiliki rentetan rumah modular, kolam renang, area olahraga luar ruangan, dan gym. Bahkan sudah ada tanda bertuliskan: “Selamat datang, snailbrook, tx, est. 2021.”

Journal turut melaporkan bahwa rencana Musk itu termasuk membangun tempat tinggal untuk karyawannya. Biaya tagihannya sekitar $800 per bulan untuk rumah dengan satu dan dua kamar tidur. Penyewa akan memiliki waktu 30 hari untuk mengosongkan tempat jika mereka diberhentikan atau berhenti.

Berbagai perusahaan Musk itu telah hadir di kota selama beberapa dekade, yang tampaknya memonopoli kekuasaan satu area. Bukan hanya mendapat area yang luas di kota, Musk juga mendapat untung dari karyawan mereka. Ide ini terdengar bagus, di mana bekerja untuk pekerja dan pekerja bisa tinggal di kota dengan akses ke semua fasilitas dengan harga lebih rendah.

Namun, kota-kota perusahaan punya sejarah panjang dalam menciptakan “utopia” bagi para pekerjanya. Kota-kota ini mirip dengan kamp penjara, yang berisikan tuan tanah, penjaga toko, dan segala sesuatu yang dibutuhkan. Diketahui, ada banyak kota dibangun oleh perusahaan batu bara dan para pekerja hidup dalam kemiskinan dan kekerasan.

Sebagian besar kota perusahaan dibangun untuk pekerja tanpa membayar mereka secara memadai atau sekadar memberikan standar hidup yang normal. Menurut The Smithsonian, ketika industri batu bara, baja, dan tekstil berkembang pesat di awal abad ke-19, perusahaan membangun kota untuk meminta pekerjanya tinggal di perumahan dasar dan menyekolahkan anak-anak ke sekolah milik perusahaan di mana siswa hanya diajar mengenai sudut pandang atasan.

Para pekerja juga tak menerima kompensasi yang memadai, dan dibayar dalam bentuk skrip alih-alih uang biasa. Scrip adalah mata uang yang hanya bisa digunakan oleh para pekerja di toko perusahaan, yang seringkali harganya naik drastis sekitar 20% daripada perusahaan lain di luar kompleks.

Kendati model kota seperti itu ada di masa lalu, kenyataannya masih ada sampai sekarang. Elon Musk menjadi salah satu contohnya. Menurut Gizmdo, tampaknya Musk percaya bahwa hukum tidak berlaku untuknya, mengingat ia dilaporkan memecat karyawan karena iseng, membenci peraturan keselamatan, hingga melanggengkan tempat kerja yang diskriminatif.

Baca juga: Sejak Dibeli Elon Musk, Twitter Sering Dituntut Secara Hukum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

77  +    =  83