Facebook dan Instagram Sering Jadi Target Scammer
Techno

Facebook dan Instagram Sering Jadi Target Scammer

Channel9.id-Jakarta. Di sepanjang 2021, scammer mencuri uang sebesar USD770 juta atau sekitar Rp11 triliun dari media sosial. Angka ini naik dua kali lipat dari tahun lalu, di mana ada USD258 juta atau sekitar Rp 3,7 triliun yang dicuri. Demikian lapor Komisi Perdagangan Federal AS (Federal Trade Comission/FTC).

FTC tak merinci mengapa kenaikan yang terjadi di 2021 begitu signifikan. Namun, dipastikan bahwa aksi pencurian ini melonjak dalam lima tahun terakhir.

Selain itu, disebutkan pula bahwa terjadi peningkatan yang signifikan terkait penipuan investasi cryptocurrency. Bahkan, penipuan investasi nyaris mencapai USD285 juta.

Selanjutnya, penipuan terkait asmara naik ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Menurut FTC, penipuan kategori ini biasanya diawali dengan permintaan pertemanan dari orang asing yang reputasi tampak baik. Kemudian disusul obrolan manis, hingga permintaan uang.

Ada pula penipuan terkait dengan belanja online, yang sebagian besar masalahnya adalah barang tidak terkirim. Korban biasanya membeli barang melalui iklan di media sosial, yakni Facebook dan Instagram.

“Lebih dari sepertiga orang yang mengatakan mereka kehilangan uang karena penipuan asmara online pada tahun 2021 mengatakan itu dimulai di Facebook atau Instagram,” tulis laporan FTC, dikutip dari Engadget (31/1). FTC melanjutkan bahwa Facebook dan Instagram juga menjadi platform yang paling sering disebut, terkait laporan barang yang tidak terkirim. Kedua platform ini dikutip oleh 9 dari 10 laporan yang diidentifikasi.

“Kami menempatkan sumber daya untuk mengatasi penipuan dan penyalahgunaan semacam ini. Kami juga tidak hanya menangguhkan dan menghapus akun, halaman, dan iklan,” kata juru bicara Meta. “Kami mengambil tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab ketika kami bisa dan selalu mendorong orang untuk melaporkan perilaku ini ketika mereka melihatnya.”

Lebih lanjut, FTC mengatakan bahwa pengguna mencoba untuk keluar dari iklan bertarget bila memang bisa. Diketahui, scammers punya trik ketika melancarkan aksinya. Mereka dengan mudah menggunakan alat yang tersedia di platform media sosial untuk menargetkan orang-orang dengan iklan palsu berdasarkan informasi pribadi, seperti usia, minat, atau pembelian sebelumnya.

FTC merekomendasikan pengguna untuk mengunci pengaturan privasi mereka, dan waspada terhadap setiap pesan yang meminta uang, terutama dalam bentuk cryptocurrency atau kartu hadiah.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8  +  2  =