Facebook Perlambat Pengembangan Platform Karena Sedang Mengulas Reputasinya
Techno

Facebook Perlambat Pengembangan Platform Karena Sedang Mengulas Reputasinya

Channel9.id-Jakarta. Facebook memperlambat peluncuran dan pengembangan sejumlah produk dan fitur barunya. Alasannya karena mereka ingin memastikan tak akan merugikan perusahaan atau membahayakan anak-anak, demikian laporan Wall Street Journal.

“Ulasan reputasi” datang ketika Facebook menghadapi reaksi negatif dari publik dan regulator, setelah penelitian Facebook sendiri menunjukkan bahwa Instagram bisa berefek negatif pada kesehatan mental gadis remaja. Selain itu, Facebook juga dikecam dalam dengar pendapat kongres oleh whistleblower Frances Haugen—yang membeberkan lebih banyak hasil penelitian internal Facebook dan model bisnis serta algoritmenya.

Baca juga: Facebook Pertahankan Ujaran Kebencian Demi Keuntungannya

Adapun sejumlah tindakan dan pernyataan publik dari Facebook baru-baru ini menunjukkan bahwa Facebook sangat berhati-hati saat ini.

Pada akhir September, perusahaan mengumumkan penundaan pengembangan Instagram versi anak-anak lantaran publik khawatir pada proyek ini. Dalam unggahan Facebook pada Selasa (6/10) lalu—ketika menanggapi whistleblower di depan Kongres, Mark Zuckerberg mengatakan bahwa para pemimpin perusahaan akan mencari gambaran lebih jelas tentang bagaimana Facebook berkontribusi penting demi keselamatan, integritas, penelitian, dan produk.

Lebih jauh, Facebook menepis laporan dan tudingan dari whistleblower Frances Haugen. Zuckerberg menilai bahwa kesaksian Haugen sangat tidak logis. Pun mengatakan bahwa laporan Wall Street Journal salah mencirikan penelitian Facebook. Facebook juga mengklaim bahwa pihaknya melarang para peneliti iklan dan informasi yang salah di platformnya karena mereka memanfaatkan data secara tak benar.

Sementara, perihal pengembangan produk dan fitur, Facebook belum mengomentarinya.

Wall Street Journal juga melaporkan bahwa Facebook sedang memeriksa penelitian internalnya yang berpotensi merusak jika dipublikasikan. Ini sejalan dengan laporan terbaru dari New York Times, yang mencatat bahwa tim hukum Facebook telah menghubungi seorang peneliti tentang laporan sebelumnya. Pun peneliti lain diberitahu untuk tak menanggapi pertanyaan apa pun yang mencurigakan.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19  +    =  20