Channel9.id-Jakarta. Facebook dikabarkan telah menutup 1.800 akun di empat negara, sebagai bagian dari upaya melawan propaganda politik dan penyalahgunaan layanannya untuk penipuan.
Empat negara tersebut antara lain, Rusia, Honduras, Thailand, dan Ukraina. Secara rinci terdapat 294 akun, 1.509 laman dan 32 grup yang dihapus Facebook karena dinilai berperilaku “tidak otentik yang terkoordinasi”. Sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (25/7), mereka mengklaim memiliki lebih dari 274 ribu pengikut kolektif.
Tindakan Facebook tersebut dilakukan setelah ada kecaman terhadap perusahaan karena tidak segera mengembangkan alat untuk melawan materi bersifat garis keras dan operasi propaganda.
“Kami tidak melihat hubungan di antara akun-akun tersebut, tetapi mereka semua menggunakan jaringan akun palsu untuk menyesatkan orang tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan,” ujar Kepala Kebijakan Keamanan Siber Nathaniel Gleicher.
Raksasa jejaring sosial itu, kata Gleicher, hanya mengambil tindakan berdasarkan perilaku penipuan, bukan dari sifat konten yang di-posting.
Akun yang dihapus di Thailand, menggunakan persona fiktif untuk mempromosikan narasi politik Thailand, hubungan AS-Cina, protes di Hong Kong, dan kritik terhadap aktivis demokrasi di Thailand.
Sementara, akun dan laman dari Rusia dan wilayah Ukraina membahas politik dan mengkritik pemerintah menggunakan akun palsu yang menyamar sebagai jurnalis hingga perwira militer.
Adapun di Honduras, akun palsu dan laman yang dihapus karena memposting konten positif tentang presiden negaranya dengan melebih-lebihkannya.
Selama 2019, Facebook telah 36 kali menghapus akun provokatif semacam ini secara global, jumlahnya meningkat dibandingkan 24 kali pada 2018.