Nasional

FAI Uhamka dan Densus 88 Polri Gelar Pelatihan Capacity Building, Bentuk Agen Moderasi di Kampus

Channel9.id – Jakarta. Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (Uhamka) bekerja sama dengan Densus 88 AT Polri menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Capacity Building Membentuk Agen Moderasi dan Toleransi di lingkungan Kampus. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan mahasiswa dalam mempromosikan moderasi dan toleransi di lingkungan kampus, serta mencegah penyebaran radikalisme dan ekstremisme.

Pelatihan yang berlangsung pada Kamis (17/07/2025) ini diikuti oleh sekitar 40 peserta dari kalangan mahasiswa FAI Uhamka dan para aktivis Nasyiatul Aisyiyah DKI Jakarta. Pelatihan ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya, yaitu Prof. Ai Fatimah Nur Fuad, Ph.D. (Dekan Fakultas Agama Islam Uhamka), Kompol Agus Isnaeni, SH., MSi, (Kanit 1 Kontra Ideologi Direktorat Pencegahan Densus 88 AT Polri), dan Muhammad Abdullah Darraz (Dosen Fakultas Agama Islam Uhamka dan Pengurus MUI Pusat).

Hadir dalam sambutan pembukaan, Kasubdit Kontra Ideologi Direktorat Cegah Densus 88 AT Polri, Moh Dofir, S.Ag., M.H. Ia menyambut baik kerjasama yang dilakukan oleh direktoratnya dengan Fakultas Agama Islam Uhamka.

“Upaya pencegahan radikalisme di kalangan publik tidak bisa dilakukan oleh aparat saja. Namun harus dapat bersinergi dengan semua lapisan masyarakat, tak terkecuali kampus sebagai sivitas akademika yang memegang peran penting dalam upaya melakukan edukasi dan penyebaran kesadaran tentang pentingnya bersikap moderat dan toleran,” ungkap Dofir dalam sambutannya.

Dalam paparannya, Prof. Ai Fatimah Nur Fuad menekankan pentingnya moderasi dan toleransi di lingkungan kampus untuk menciptakan suasana yang harmonis dan kondusif bagi seluruh mahasiswa.

“Moderasi dan toleransi adalah kunci untuk membangun lingkungan kampus yang inklusif dan damai,” ujarnya. Bahkan sikap moderat dan toleran berakar kuat dalam doktrin dan tradisi Islam sejak awal. Islam wasathiyyah dan tasamuh adalah dua konsep inti yang telah diajarkan dan dibumikan oleh Nabi Muhammad dalam ajaran Islam,” tegasnya.

Kompol Agus Isnaeni dari Densus 88 AT Polri membahas tentang strategi pencegahan radikalisme dan ekstremisme di lingkungan kampus.

“Densus 88 AT Polri berkomitmen untuk bekerja sama dengan institusi pendidikan dalam mencegah penyebaran ideologi radikal dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi dan toleransi,” katanya.

Muhammad Abdullah Darraz menambahkan bahwa moderasi dan toleransi adalah nilai-nilai yang sangat penting dalam ajaran Islam dan harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Masyarakat kampus harus menjadi contoh dalam mempromosikan moderasi dan toleransi untuk menciptakan lingkungan yang harmonis,” ujarnya.

Upaya memperkuat pandangan moderat dan toleran merupakan kunci penting dalam mencegah faham radikalisme masuk dalam pikiran seseorang.

“Seseorang yang memiliki sikap dan pandangan yang toleran akan sangat sulit untuk terpapar pada pandangan radikal dan ekstrim. Sebaliknya, orang dengan pandangan intoleran yang tidak bisa menerima realitas perbedaan, akan dengan mudah terpapar radikalisme dan ekstremisme, bahkan bisa melakukan aksi-aksi terror yang brutal,” lanjut Darraz.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menjadi agen moderasi dan toleransi di lingkungan kampus, serta mencegah penyebaran radikalisme dan ekstremisme. Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi kelompok untuk mendalami tantangan radikalisme dan ekstremisme dan upaya yang dapat dilakukan para aktivis mahasiswa dalam menangkal bahaya tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  1  =