Channel9.id-Jakarta. Forum dialog antara komunitas bisnis global B20 berkomitmen untuk meningkatkan dukungan pembiayaan dalam rangka mempercepat program transisi energi guna mengurangi emisi karbon. Chair of Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20, Nicke Widyawati, mengatakan aspek pembiayaan yang menjadi fokus terkait kerja sama global dalam menyalurkan dan ketersediaan pembiayaan dalam skala besar untuk investasi transisi energi.
“Pertukaran pandangan selama stakeholder consultation ini akan memperkaya proses pembentukan rekomendasi task force energy ke G20,” kata Nicke, Senin, 21 Maret 2022.
Pada 18 Maret 2022, forum B20 mengadakan stakeholder consultation ketiga di Jakarta untuk mendapat masukan dari para pemangku kepentingan. Rekomendasi kebijakan yang dirumuskan dapat mewakili pandangan para pelaku usaha ataupun lembaga sektor keuangan. Para stakeholder diharapkan memberikan masukan atas isu-isu prioritas yang dibawa oleh Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20.
Sejumlah isu utama yang dibahas dalam stakeholder consultation ketiga itu, antara lain kerja sama global untuk pasar karbon, penyaluran dana untuk membiayai transisi energy dan penerapan standar pelaporan keberlanjutan dan taksonomi yang diakui secara global.
Dalam pertemuan itu juga dihadiri narasumber dari berbagai lembaga keuangan, yaitu World Bank, MUFG Bank, Global Reporting Initiative (GRI), International Federation of Accountants (IFAC), World Research Institute (WRI) selaku network partner, dan PwC serta BCG sebagai knowledge partner.
Secara global, kata Nicke, sektor energi merupakan sektor yang memiliki tantangan paling kritis untuk beralih ke energi berkelanjutan. Upaya ini untuk mengurangi emisi karbon yang menjadi penyebab gas rumah kaca.
Menurut Nicke, kondisi di Indonesia sedikit berbeda. Karena kontribusi emisi karbon dari energi berada pada kisaran 20-36 persen dibandingkan dengan deforestasi yang berada pada kisaran 44-62 persen. “Tetapi, hal ini tidak bisa menjadi alasan bagi para pelaku industri, khususnya di sektor energi untuk tidak ikut serta dalam pengurangan emisi gas rumah kaca,” kata dia.
Mengacu pada perkiraan IPCC, Ia mengatakan bahwa kenaikan suhu rata-rata global saat ini sudah mendekati ambang batas konsensus 1,5 derajat Celcius. “Ada sedikit waktu yang tersisa untuk mengambil tindakan drastis untuk mengurangi percepatan emisi puncak ke transisi hingga menuju ke net zero yang saat ini tertinggal secara signifikan,” imbuh Nicke.
Sebagai Chair of Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20, Nicke mengajukan tiga rekomendasi kebijakan yang harus menjadi fokus bersama untuk menekan percepatan laju pemanasan global yang terjadi saat ini.
Pertama, mempercepat transisi menuju penggunaan energi yang berkelanjutan dengan meningkatkan kerja sama global. Mengakselerasi transisi menuju penggunaan energi yang berkelanjutan melalui upaya pengurangan intensitas karbon dalam penggunaan energi.
Kedua, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, dengan meningkatkan kerja sama global dalam rangka untuk memastikan transisi yang adil, teratur, dan terjangkau menuju penggunaan energi berkelanjutan di seluruh negara maju dan berkembang.
Ketiga, kerja sama global dalam meningkatkan ketahanan energi dengan cara mendorong kerja sama global untuk meningkatkan ketahanan energi tingkat konsumen melalui pemberian akses dan kemampuan untuk mengkonsumsi energi yang bersih dan modern.
Nicke mengungkapkan perumusan rekomendasi kebijakan ini melibatkan beberapa pihak yang ada dalam Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20. Selain itu melibatkan delapan co-chairs yang merupakan C-Level dari pelaku usaha negara G20 dan lebih dari 140 anggota yang memberikan masukan dalam arah rekomendasi kebijakan dan prioritas masalah.