Sebelumnya, PT Pupuk Indonesia (Persero), melalui anak usahanya PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) untuk proyek pembangunan NPK Fusion berkapasitas 2 x 100.000 ton per tahun.
Peletakan batu pertama ini disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan serta seluruh jajaran direksi PT Pusri.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat mengatakan, proyek ini dibangun melalui sinergi BUMN. Di mana PT Wijaya Karya (Persero) terpilih sebagai kontraktor dari proyek senilai Rp 521 miliar dengan target selesai pada September 2019.
Aas menambahkan, dasar pemikiran penambahan kapasitas NPK adalah mengingat potensi pasar NPK di Indonesia yang terbilang masih sangat besar.
Saat ini kata dia, kebutuhan NPK domestik diperkirakan sekitar 9,2 juta ton, sedangkan kapasitas produksi Pupuk Indonesia baru sekitar 3,3 juta ton, dan swasta lainnya baru sekitar 3 juta ton.
“Masih terbuka peluang pasar bagi Pupuk Indonesia baik untuk sektor pertanian maupun perkebunan,” ujar Aas pada 11 Mei 2018.
Sementara itu Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, Mulyono Prawiro mengatakan, pembangunan pabrik NPK Fusion berkapasitas 2 x 100.000 diharapkan dapat memperkuat pasokan pupuk NPK di sektor pangan, perkebunan dan holtikultura terutama untuk wilayah Sumatera.
“Pembangunan pabrik NPK Fusion II berteknologi Steam Fused Granulation merupakan salah satu pengembangan kapasitas pupuk NPK yang dilakukan Pupuk Indonesia Grup”, kata Mulyono