Internasional Opini

Gempa Bangkok dan Sesar Sagaing

Oleh: Fariman Whk (Ahli Geologi)

Channel9.id, Jakarta – Gempa yang mengguncang Bangkok, Thailand terjadi pada pada Jumat (28/3) pukul 13.20 waktu Thailand (12:20 WIB) dan dikabarkan menewaskan 9 orang dan puluhan luka-luka, serta kerusakan infrastruktur yang lumayan parah. Gempa yang berkekuatan 7,7 SR berpusat di 16 km barat laut Sagaing, Myanmar, kedalaman 10 km. Guncangan dahsyat itu terasa hingga Laos, Bangladesh, India, Tiongkok.

Analisis Gempa

Sumber gempa ini berada di Sesar Sagaing, sesar geser aktif di Myanmar yang melakukan pergerakan geser kanan (strike-slip), diikuti gempa susulan 6,4 SR. Jarak dampaknya sendiri menyasar ke Bangkok (600-700 km dari episenter) terkena akibat kekuatan besar dan kondisi geologi lokal.

Sesar Sagaing sendiri berlokasi membentang 1.200 km dari Laut Andaman hingga Myanmar utara. Secara tektonis berada pada Batas Lempeng India (barat) dan Lempeng Sunda (timur), laju geser 18-20 mm/tahun.

Paparan Sunda adalah dataran kontinental dangkal (kedalaman laut <200 m) di bawah Laut Cina Selatan, Teluk Thailand, dan Laut Jawa, meliputi Thailand, Malaysia, dan Indonesia barat, dengan luas sekitar 1,8 juta km².

Kemudian strukturnya berada di zona patahan vertikal, terdiri dari segmen terputus dan cabang sekunder.

Secara gelogis Sesar Sagaing terdapat batuan Sedimen (batu pasir, serpih), metamorf (sekis, gneis), vulkanik (selatan). Hal itu terjadi akibat pembentukan tabrakan India-Eurasia 50 juta tahun lalu, aktif signifikan 20-30 juta tahun.

Paparan Sunda terbentuk dari kerak kontinental tua (Proterozoikum-Tersier), ditutupi sedimen tebal (hingga 10 km) dari erosi pegunungan Asia Tenggara, stabil namun rentan terhadap getaran dari sesar aktif seperti Sagaing.

Sejarah Gempa Sesar Sagaing

Pra-Modern: Gempa besar telah terjadi pada abad 14-16 (catatan terbatas). Misalnya pada 1912 tercatat gempa 7,6-7,9 SR di Mandalay dengan ratusan orang tewas. Pada 1930-1956 terjadi 6 kali gempa >7,0 SR, termasuk 1930 (7,3 SR, 500+ tewas).

Lalu, pada 2012 dengan 6,8 SR dan 26 tewas. Di 2016 terjadi gempa lagi 6,8 SR, yang menimbulkan kerusakan pada 400 pagoda Bagan. Dan di 2025 dengan 7,7 SR, dampaknya hingga Bangkok di Paparan Sunda.

Mengapa berbahaya?

adapun mengapa gempa kali ini berbahaya adalah karena pertama faktor geologi: gempa dangkal, tanah lunak Paparan Sunda (endapan aluvial dan delta sungai seperti Chao Phraya) memperkuat getaran hingga 2-3 kali lipat. Lokasi: Melintasi wilayah padat (Mandalay, Sagaing), dampak jauh ke Paparan Sunda (Bangkok, Thailand selatan). Pola gempa besar sendiri berulang setiap dekade, potensi kluster seismik.

Kesimpulanya, Sesar Sagaing, batas timur Lempeng Sunda, memicu gempa 7,7 SR pada 2025 yang merusak Bangkok, bagian dari Paparan Sunda. Paparan Sunda, dengan kerak kontinental dangkal dan sedimen tebal, memperparah getaran meski stabil secara tektonik.

Geologi Sagaing (batuan beragam, segmen kompleks) dan sejarah seismiknya (gempa berulang sejak abad 14) menunjukkan ancaman besar bagi Myanmar dan wilayah Paparan Sunda, menuntut kesiapsiagaan lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  6  =