Petinggi Militer Rusia Tewas Dalam Serangan Balik Ukraina
Internasional

Petinggi Militer Rusia Tewas Dalam Serangan Balik Ukraina

Channel9.id – Jakarta. Seorang petinggi militer Rusia dilaporkan tewas dalam operasi serangan balik Ukraina setelah terhantam oleh rudal, Rabu (14/6). Laporan ini disampaikan oleh pejabat bekingan Rusia di Ukraina dalam ucapan bela sungkawanya.

Vladimir Rogov, si pejabat bekingan Rusia yang dikirimkan untuk bertugas di daerah selatan Zaporizhia, mengatakan bahwa Mayor Jenderall Sergei Goryachev, Kepala Staff pasukan Rusia ke-35, telah tewas lusa kemarin di lini depan pertempuran di daerah Zaporizhia.

Masih belum ada pernyataan resmi mengenai laporan tersebut dari Kementerian Pertahanan Rusia.

Goryachev, 52, adalah petinggi militer yang sangat berpengalaman. Selama karirnya di dunia militer, ia telah terlibat dalam Perang Chechen Kedua, mengomandani brigade tank, memantau markas militer Rusia di Tajikistan dan memimpin pasukan Rusia di wilayah Transdniestria pro-Rusia yang memisahkan diri dari Moldova.

Jika berita mengenai meninggalnya Goryachev, ini menandakan pertama kalinya pejabat senior Rusia gugur di Ukraina selama hampir satu tahun lamanya. Berita mengenai meniggalnya Goryachev pertama kali dilaporkan olhe Voenkor Z, seorang wartawan perang dari Rusia.

Rogov, dalam tulisan di laman resmi Telegramnya mengatakan: “Militer telah kehilangan salah satu komandan militer terbaiknya, komandan yang menggabungkan keprofesionalisan tingkat tinggi dengan keberanian pribadinya. Kami ucapkan bela sungkawa terdalam untuk keluarga dan teman yang ditinggalkan,” tulisnya.

Baca juga: Bendungan Tua Hancur, Rusia-Ukraina Saling Tuduh

Dilain sisi, Presiden Vladimir Putin telah bertemu dengan 18 wartawan perang ternama dari Rusia pada hari Selasa lalu untuk menggencarkan pemberitaan positif dalam perangnya dengan Ukraina.

Meeting tersebut, yang mana Putin mengatakan Ukraina telah mengalami kegagalan besar dalam operasi serangan baliknya tersebut, terjadi ditengah meluasnya kekacauan informasi di Rusia pasca-serangan drone di daerah kekuasaan Rusia dan juga adanya pemberontakan di daerah perbatasan oleh kelompok pro-Ukraina dan anti-Putin.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19  +    =  24