Lifestyle & Sport

Gerakan “Mulai Dari Lemari” Ajak Masyarakat Kurangi Limbah Tekstil

Channel9.id-Jakarta. Beberapa orang sulit mengerem belanja. Dalam berbelanja baju, misalnya. Ada saja yang rutin membeli sejumlah baju dalam setiap bulan, hingga baju menumpuk. Padahal tidak semua baju mendapat giliran dipakai oleh si pemilik. Tak jarang bila berakhir menjadi tumpukan sampah.

Terlebih lagi dengan hadirnya platform belanja online yang mempermudah akses belanja. Seseorang cukup klik dan bayar, tanpa harus pergi ke toko penjual.

Berangkat dari persoalan itu, Komunitas Zero Waste Indonesia (ZWID) mengusung gerakan Mulai Dari Lemari (MDL).

Melakui gerakan itu, komunitas tersebut mengajak masyarakat untuk tidak membeli pakaian baru dalam tiga bulan. Sebagai gantinya, memanfaatkan alternatif baju baru dengan cara meminjam, menyewa, bertukar, menjahit sendiri, atau membeli baju bekas.

MDL sejatinya tidak melarang siapa saja membeli baju baru. Membeli baju baru boleh saja, jika memang benar-benar butuh. Jadi, bukan sekadar ingin, tergiur tren, atau diskon.

Gerakan ini merupakan ‘implementasi slow fashion’ demi mengurangi limbah tekstil dan sampah fesyen. Dikutip dari Global Fashion Agenda, limbah ini diperkirakan bertambah sebanyak 60% antara 2015 sampai 2030.

Jika setidaknya ada 5 ribu orang berpartisipasi dalam MDL untuk memperpanjang umur pakaian hingga 9 bulan, maka emisi karbon global bisa berkurang hingga 30%.

“Seiring berkembangnya zaman, industri fesyen bergulir begitu cepat. Berbagai label gencar mengeluarkan koleksi barunya demi mengikuti tren. Fesyen Cepat (fast fashion) menjadi sesuatu yang banyak diminati berimbas pada perilaku konsumerisme dimana orang-orang membeli pakaian baru demi mengikuti tren semata dengan jumlah lebih dari yang mereka butuhkan,” ujar Maurilla Sophianti Imron, pendiri Komunitas Zero Waste Indonesia, dikutip dari Antara (5/7)

Padahal, lanjut Maurilla, industri tekstil menjadi salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia.

“MDL bukan anti baju baru tapi sebuah pengingat diri,” ucap Amanda Zahra Marsono, Head of Public Relations and Marketing juga Project Manager #TukarBaju.

Menurut Amanda, kampanye ini fokus kepada pembentukan kesadaran mengenai implementasi Fesyen Lambat dalam konsep Fesyen Berkelanjutan. Harapannya, gerakan ini memberi kesadaran bahwa berkontribusi untuk lingkungan juga bisa dimulai dari lemari pakaian sendiri.

Gerakan MDL akan berlangsung dari 15 Juli hingga 15 Oktober 2020.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  46  =  49