Channel9.id-Jakarta. Gubernur Papua Lukas Enembe menyayangkan pernyataan presiden yang tidak tegas dan belum dapat mengobati hati masyarakat Papua yang sedang terluka.
“Presiden hari itu (harus) perintahkan orang-orangnya tangkap, itu baru benar. Tangkap mereka, ini bukan (masalah) baru, ini sudah lama, rasisme terhadap pemain sepak bola juga terjadi,” katanya.
Lukas menegaskan bila masalah rasisme terhadap masyarakat Papua tidak bisa diselesaikan dengan hanya meminta maaf. Ia meminta ada penanganan yang serius bagi para pelaku rasisme, yang dalam konteks ini adalah oknum-oknum yang meneriaki para mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, dengan panggilan rasis.
“Tidak bisa disederhanakan, menyelesaikan masalah Papua bukan seperti itu. Masalah Papua sudah rumit, rasisme itu terjadi bertahun-tahun kepada mahasiswa Papua di Jawa,” ujar Lukas usai melantik 11 pejabat di Lingkungan pemprov Papua, di Jayapura, Selasa (20/08).
Lukas kembali menegaskan, bila tidak ada jaminan kemananan dan keadilan, Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat pun sudah memiliki opsi untuk memulangkan seluruh mahasiswa yang tengah berkuliah di luar Papua.
“Di NKRI kalau (masih ada) rasisme begitu saya akan tarik semua mahasiswa. Saya tadi bicara dengan Gubernur Papua Barat untuk mereka datang ke sini dan bicara di sini untuk atur mahasiswa ditaruh di Unipa dan Uncen, saya tarik semua baru taruh mereka di sini,” tuturnya.
Semua Anak Bangsa Lukas memastikan Tim terpadu akan segera dibentuk dan akan turun ke Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk menguraikan permasalahan dan mencari solusi.
Sebelumnya, aksi protes atas tindakan diskriminasi dan rasis yang diterima mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, memicu terjadinya aksi rusuh di sejumlah titik di Papua dan Papua Barat.
Di Jayapura, Papua, aksi protes diikuti oleh ribuan orang yang melakukan long march dari Waena menuju Kantor Gubernur Papua. Aksi tersebut berlangsung tertib dan berakhir pada Senin petang.
Sementara di Manokwari dan Sorong, Papua Barat, aksi protes berakhir ricuh. Di Manokwari, kantor DPR papua Barat dibakar massa, sedangkan di Sorong pengrusakan terjadi di Bandara DEO dan Lapas Sorong dibakar.
Rusuh juga terjadi di Fakfak. Aksi protes massa berujung pada pembakaran sejumlah titik di bangunan Los Pasar Tumburuni, Plaza Thumburuni, dan kios kecil di dekat plaza. . Tak hanya itu, mereka juga merusak ATM BNI yang berada tak jauh dari pasar.
Massa juga sempat berusaha merangsek masuk ke Kantor DPRD Fakfak yang berjarak 600 meter dari Plaza Thumburuni. Namun aparat keamanan yang bertugas mengamankan, berhasil menghadang masa.