Hot Topic

Guru Besar UT: Pembelajaran Berbasis Digital adalah Keniscayaan

Channel9.id – Jakarta. Pandemi Covid-19 mendorong penerapan pendidikan melalui platform digital menjadi mutlak. Belum lama ini pun, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberi sinyal untuk menerapkan secara lebih lanjut pembelajaran jarak jauh saat pandemi berakhir.

Guru Besar Universitas Terbuka Tian Belawati mengungkapkan pentingnya memikirkan ulang bagaimana seharusnya pendidikan guru di era yang sudah mengedepankan platform digital ini.

Menurutnya, kedepan bukan lagi tuntutan pandemi, tapi digital adalah intuisi dari generasi calon siswa yang akan dididik sang guru, serta guru seperti apa yang harus dipersiapkan.

“Generasi sekarang Generasi Alpha (anak yang dilahirkan 2010-2014). Mereka sudah mengenal smartphone. Mereka menggunakan device secara intuitif sudah jadi alamiah,” katanya dalam diskusi dengan tema “Mendesain Kembali Pendidikan Guru Menjawab Tantangan Era Digital” yang diselenggarakan Forum Diskusi Pedagogik (FDP) Ikatan Alumni Universitas Negeri Jakarta (IKA UNJ), Rabu (24/2).

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa Generasi Alpha ini adalah generasi yang senang mencoba. Ia mengenalkan lima kata kunci yang menjadi karakteristik bagi Generasi Alpha.

Diantaranya digital, karena mereka sudah berhadapan dengan layer sejak lahir. Namun, keterampilan praktek mereka cenderung lemah.

Sementara, kata kunci lainnya seperti sosial, global, mobile dan visual. Dengan kata kunci tersebut, generasi ini menjadi memiliki perspektif global, karena memiliki akses yang komunikasi yang tidak lagi terbatas geografi.

Tian menambahkan, bahwa generasi ini akan sangat mobile, dengan contoh mudah berganti-ganti karir secara cepat. Mereka sangat terampil menggunakan gadget, dan berpikir digital.

“Yang perlu diatasi, sistem pembelajaran dan sarana harus dipersonalisasi untuk mereka. Karakeristik ini sangat penting dalam menentukan pembelajaran,” ungkapnya.

Terakhir, kata Tian, konten pembelajaran yang baik bagi Generasi Alpha harus diberikan dengan memacu deep learning untuk menghadirkan critical thingking. Mereka hidup dalam dunia paralel, sehingga harus menggunakan teknologi digital untuk membantu imajinasi.

“Anak sekarang, kalau tidak tahu untuk apa tidak mau. Selain itu, semuanya harus berdasarkan pengalaman,” tandasnya.

Hadir pula dalam diskusi FDP melalui daring itu, Prof. Anna Suhaenah, Rektor IKIP Jakarta periode 1992-1997. Ia mengatakan hal-hal terkait karakteristik peserta didik tidak bisa dielakkan.

“Ini kebutuhan riil yang tidak bisa dielakkan, karakteristik usia orang yang kita layani itu memang mempunyai karakteristik sangat berbeda,” katanya.

Menurutnya, bagaimana membangun pembelajaran yang mendidik.

“Ini tantangan yang harus kita elaborasi dan racik,” tambahnya.

Namun ia memberi pesan bahwa keragaman karakter generasi dan keberagaman di Indonesia tidak boleh dilupakan.

“Misalnya di Indonesia bagian timur, yang infrastrukturnya masih sangat minim. Tentu berbeda dengan di kota-kota besar karakteristiknya,” katanya.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +  3  =