Channel9.id-Jakarta Kenya sedang bergejolak, para pengunjuk rasa melempar bat ke polisi yang berjaga di ibu kota Kenya dan adapula kantor partai Presiden Kenya yang dibakar di daerah barat kota pada hari Kamis lalu saat gelombang ketiga unjuk rasa yang diorganisir oleh pihak oposisi, Jumat (3/31).
Dibawah pimpinan oposisi Raila Odinga, ribuan warga lainya turut turun ke jalan untuk ikut memprotes pemerintahan soal tingginya harga bahan-bahan kebutuhan pokok, dan juga mempermasalahkan adanya dugaan kecurangan pada hasil pemilu tahun lalu.
Dalam responnya terhadap pernyataan masyarakat, pemerintah Kenya menyebutkan bahwa hasil pemilu itu benar dan tidak ada kecurangan di dalamnya. Selain itu, pemerintah juga mengatakan bahwa ekonomi mereka sedang baik-baik saja dan meminta masyarakat untuk berhenti turun ke jalan.
Unjuk rasa ini sudah dimulai dari hari Senin minggu lalu dan sempat ada kericuhan pada demonstrasi Senin minggu ini. Para pemimpin unjuk rasapun juga sudah menyerukan kepada mereka yang turun ke jalan untuk tidak rusuh karena khawatir dapat memperparah situasi.
Wakil Presiden Kenya, Rigathi Gachagua mendesak para pengunjuk rasa untuk pulang ke rumahnya masing-masing pada hari Selasa lalu.
Steve Odhiambo, seorang pria pengangguran berusia 31 tahun, mengatakan bahwa mereka memprotes soal hasil pemilu, tingginya angka pengangguran, dan mahalnya harga sembako.
“Jika Raila menyuruh kita untuk turun aksi setiap hari, kami pasti akan lakukan itu. Bahkan malampun – kami siap sedia,” ujar Odhiambo.
Inflasi di Kenya sendiri dilaporkan telah mencapai 9.2% di bulan Februari dari 9,0% pada bulan sebelumnya, sebagian besar didorong oleh harga makanan dan transportasi.
Para pengunjuk rasa menganggap Presiden William Ruto tidak becus dalam mengatur negaranya, sedangkan pendukung Ruto menuding Odinga memanfaatkan amarah masyarakat dan fenomena global untuk mendapatkan kursi di pemerintahan.
(RAG)