Hati-hati, Makan Makanan Ringan dalam Kemasan Harus Dibatasi
Lifestyle & Sport

Hati-hati, Makan Makanan Ringan dalam Kemasan Harus Dibatasi

Channel9.id-Jakarta. Makanan ringan dalam kemasan sering kali menjadi camilan ketika Kamu sedang bersantai atau bahkan di sela-sela serius bekerja. Coba Kamu ingat-ingat lagi, seberapa sering Kamu mengonsumsinya?

Kamu mesti tahu, meski rasanya nikmat, mengonsumsi makanan kemasan dalam jangka panjang bisa membawa risiko bagi kesehatan. Risiko ini tak terlepas dari proses pengolahan makanan ini yang telah melewati proses panjang, termasuk penambahan , gula, dan lemak, serta zat aditif atau bahan tambahan pangan. Proses ini bisa membuat kandungan nutrisi dalam makanan berkurang.

Nah, memang apa saja sih risiko terlalu banyak mengonsumsi makanan ringan dalam kemasan?

1. Obesitas
Makanan ringan biasanya punya rasa yang lezat, dan membuat Kamu ketagihan. Selain itu, makanan ini dirancang khusus dalam kemasan yang memungkinkan Kamu tertarik membeli lebih banyak. Hal inilah yang bisa meningkatkan risiko obesitas akibat mengonsumsinya secara berlebihan.

Perlu Kamu ketahui, makanan kemasan biasanya kaya kalori namun minim nutrisi. Mengonsumsinya bisa menyumbang sekitar 57,9% asupan kalori harian, di mana 89,7%-nya berasal dari gula tambahan.

2. Diabetes
Makanan dalam kemasan biasanya memiliki pengawet, pewarna, pemberi tekstur, penguat rasa, hingga pemanis buatan.

Adapun pemanis buatan, seperti jagung tinggi fruktosa (high-fructose corn syrup/HFCS), berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes. Hal ini bahkan telah dibuktikan melalui sebuah penelitian. Disimpulkan bahwa negara dengan ketersediaan sirup jagung tinggi fruktosa yang lebih banyak punya persentase kasus diabetes 20% lebih tinggi, jika dibandingkan dengan negara yang ketersediaannya rendah.

3. Penyakit kardiovaskular
Makanan dalam kemasan biasanya tinggi garam, gula, dan lemak jenuh. Nah, sementara itu, kelebihan asupan ketiganya bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Kelebihan garam bisa meningkatkan risiko mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Kemudian kelebihan gula dan lemak bias meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

Menurut penelitian dari Inggris, peningkatan 10% konsumsi makanan olahan berkaitan dengan peningkatan risiko sekitar 12% penyakit kardiovaskular. Sebaliknya, konsumsi makanan segar atau olahan minimal berisiko lebih rendah pada kondisi tersebut.

4. Paparan zat kimia dari kemasan
Kemasan makanan ini juga berbahaya bagi kesehatan. Menurut studi, bahan kimia berbahaya pada kemasan bisa larut pada makanan dan masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia seperti formaldehida dalam botol plastik bisa menyebabkan kanker, bisphenol A (BPA) yang terkandung dalam kaleng makanan atau minuman, tributyltin, triclosan, dan phthalates.

Kandungan bahan kimia tersebut umumnya berjumlah sangat sedikit dan masih dalam batas aman. Namun, jika makanan kemasan dikonsumsi dalam jangka panjang, maka tak bisa dipungkiri risiko akibat paparan zat kimia ini juga bisa meningkat. Terutama karena bisa mengganggu keseimbangan hormon.

5. Kematian
Selain itu, bahkan mengonsumsi makanan kemasan bisa meningkatkan risiko kematian, lo. Para peneliti menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan yang lebih dari 4 porsi per hari meningkatkan risiko semua masalah kesehatan penyebab kematian. Bahkan, risiko kematian relatif meningkat jika seseorang menambah porsi.

Itulah sejumlah risiko mengonsumsi makanan dalam kemasan. Alih-alih mengonsumsi makanan ringan seperti keripik kentang dan sejenisnya, Kamu sebaiknya memilih makanan yang lebih sehat seperti youghurt, oatmeal, atau buah-buahan. Ini bisa membantumu mendapat asupan gizi seimbang yang menyehatkan bagi tubuh.
(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +  2  =