Channel9.id, Jakarta – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menegaskan bahwa proses hilirisasi di berbagai sektor strategis terus menunjukkan hasil konkret. Sepanjang kuartal III/2025, realisasi investasi di sektor hilirisasi mencapai Rp150,6 triliun, menandakan penguatan peran hilirisasi sebagai motor baru ekonomi Indonesia.
Direktur Perencanaan Ekonomi Makro dan Pengembangan Model Pembangunan Bappenas, Ibnu Yahya, mengatakan bahwa percepatan investasi ini ditopang oleh kemudahan berusaha dan fasilitas yang disediakan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta kawasan industri nasional.
“Proses hilirisasi terus berlangsung, terutama melalui pengembangan KEK dan kawasan industri yang mencatat realisasi investasi dan produksi tinggi sepanjang triwulan III/2025,” ujar Ibnu dalam peluncuran Bisnis Indonesia Economic & Financial Report (BIEFR) 2025 di Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Dari total investasi tersebut, sektor mineral masih mendominasi dengan nilai Rp97,8 triliun, diikuti oleh perkebunan dan kehutanan Rp35,9 triliun, minyak dan gas bumi Rp15,4 triliun, serta perikanan dan kelautan sebesar Rp1,5 triliun.
Ibnu mencontohkan sejumlah kawasan yang menunjukkan kinerja positif, seperti KEK Sei Mangkei yang telah menarik investasi sebesar Rp6,5 triliun dan menciptakan sekitar 3.000 lapangan kerja baru pada tahun ini. Sementara itu, KEK Galang Batang berhasil meningkatkan ekspor smelter grade alumina (SGA) hingga 2 juta ton per tahun dengan target kapasitas produksi mencapai 4 juta ton.
Di sisi lain, KEK Kendal turut menjadi sorotan karena telah mampu memproduksi 1,4 juta unit panel surya per tahun melalui fasilitas baru di bidang modul dan sel surya.
“Kawasan ekonomi khusus ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berperan penting mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sekitar 200 proyek di delapan sektor diperkirakan mampu menambah pertumbuhan ekonomi hingga dua persen dalam beberapa tahun ke depan,” jelas Ibnu.
Lebih jauh, Bappenas telah menyelaraskan visi Asta Cita melalui strategi kebijakan, peningkatan kualitas program, dan percepatan PSN guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 7–8% menuju visi Indonesia Emas 2045.
Meski dunia tengah diliputi perlambatan ekonomi global serta ketidakpastian geopolitik, Indonesia dinilai mampu menjaga stabilitas makroekonomi.
“Kita masih mampu tumbuh di atas 5%, menjaga inflasi dan defisit di bawah 3% terhadap PDB, serta menahan rasio utang tetap terkendali. Namun, untuk mencapai Indonesia Emas 2045, pertumbuhan ekonomi kita perlu melaju lebih cepat lagi,” pungkasnya.