Channel9.id-Sudan. Kepala pasukan bersenjata Sudan membela aksi kudeta dengan mengatakan kalau ia melakukan hal tersebut untuk menghindari perang saudara di sana, Rabu (27/10/2021). Selain itu, Perdana Menteri Abdalla Hamdok dilaporkan telah dipindahkan dari rumah tahanan ke rumah pribadi, namun tetap dengan pengawasan ketat dari pihak militer
Pada Selasa sore, kelompok persatuan perdagangan Sudanese Professionals Association menyebutkan kalau “ada laporan serangan balik oleh pasukan kudeta kepada para pengunjuk rasa di tempat titik kumpul di ibu kota Khartoum dengan menggunakan tembakan dan menerobos paksa barisan pengunjuk rasa,” kutip pernyataan dari kelompok tersebut.
Baca juga: Kekacauan di Sudan Terjadi Setelah Kudeta
Dalam pernyataan di jumpa pers pertamanya sejak mengumumkan adanya kudeta, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengutarakan pembelaan aksinya dengan menyebutkan kalau mereka tidak mempunyai pilihan lain selain menggeser para politikus yang memanas-manaskan pihak militer. Ia mengatakan kalau tindakannya bukanlah aksi kudeta.
“Bahaya yang kita lihat pada minggu lalu bisa saja berujung menjadi perang saudara di Sudan,” belanya.
Perdana Menteri Hamdok, yang ditangkap pada Senin lalu bersama anggota Dewan lainnya, dilaporkan tidak mengalami siksaan apapun dan telah dibawa ke rumah pribadi Burhan. Sang Jenderal mengatakan “Perdana Menteri sempat dipindahkan ke rumahnya sendiri. Namun, karena kita khawatir keselamatannya terancam, ia dipindahkan kembali ke rumah pribadi saya,” tuturnya.
Namun tak lama setelah itu, ada laporan dari seorang narasumber yang dekat dengan Hamdok mengungkapkan kalau Hamdok dan istrinya kembali dipindahkan ke rumahnya lagi dan diawasi dengan ketat. Kerabat keluarga Hamdok menyebutkan kalau ia tidak mengkontak Hamdok atau istrinya melalui telpon.
Burhan sebelumnya juga tampil di TV pada hari Senin untuk mengumumkan pembubaran Dewan Kedaulatan, sebuah badan yang didirikan setelah digulingkannya Bashir untuk membagi kekuasaan antara pihak militer dengan pihak sipil dan untuk menuntun Sudan dalam menjalankan pemilu yang bebas.
(RAG)